Minggu, 22 Desember 2013
Jumat, 20 Desember 2013
Menata Langkah Menuju Walimah
TAIPEI, FORMMIT UTARATU –
Hari Senin (21 Mei 2012) kemarin, seperti biasa diadakan kajian
muslimah (KAMUS) di kampus NTUST. Temanya mungkin akan sangat menarik
bagi para mahasiswi dan muslimah yang rata-rata masih single
alias belum menikah. Tema Munakahat memang mungkin sering dibahas, tapi
para muslimah tidak akan bosan dengan tema ini. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya yang hadir dalam kamus kali ini. Berikut ringkasan
KAMUS yang disadur dari pengalaman para muslimah yang mengikuti Dauroh
Munakahat di Chiayi University.
MUNAKAHAT - MENATA LANGKAH MENUJU WALIMAH
Oleh Hatta Syamsuddin , Lc dan Paramitha Messayu
I. SAATNYA UNTUK MENIKAH & TINGGALKAN PACARAN
Siapakah itu Yang sanggup kendalikan hawa nafsu Seperti kuda liar Yang dikekang tali temali ? (Syair arab)
Ada yang ingin menikah? Kenapa anda ingin menikah?
Allah berfirman :
“Katakanlah kepada laki-laki yang
beriman, agar mereka MENJAGA PANDANGANNYA, dan memelihara kemaluannya;
yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah maha mengetahui
yang mereka perbuat” (An-Nur: 30)
a. Konsep Menundukkan Pandangan
- Memandang lawan jenis dengan tujuan taladzdzudz (memuaskan nafsu) adalah tidak boleh.
- Tujuan dari perintah menundukkan pandangan adalah untuk menghindari fitnah sehingga hati tetap bersih dan tidak terdorong untuk melakukan perbuatan yang keji.
- Menundukkan pandangan itu TIDAK TALADZDZUDZ dan TIDAK MENIMBULKAN FITNAH Kisah Aisyah ra.
Hindari pacaran karena :
- Pacaran penuh dengan kebohongan dan kemaksiatan
- Pacaran berdampak sistemik bagi individu dan masyarakat
- Pacaran bukan langkah menuju pernikahan
- Tidak ada definisi yang jelas tentang pacaran, apalagi pacaran Islami
- Boros Waktu dan Biaya
- Bepergian dan Berduaan dengan non mahrom
- Berhias dan mempercantik diri รจ Tabarruj
- Angan-angan dan Zina Hati
- Bersentuhan Tangan & Aktifitas mendekati Zina
- Mengumbar pandangan dan rayuan
- Belajar berbohong
- Kesedihan atau teror saat putus melanda
Mari kita simak kalimat berikut
Cara untuk belajar menjadi istri yang
TERBAIK adalah melalui SUAMI. Cara menjadi suami yang terbaik, hanyalah
melalui ISTRI. Tidak bisa melalui PACARAN. Pacaran hanya mengajarkan
bagaimana menjadi PACAR TERBAIK. Bukan SUAMI atau ISTRI terbaik”.
II. MELURUSKAN MOTIVASI & NIAT MENIKAH
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan motivasi dan niat
- Hati-hati dengan NIAT Riya’ dan sum’ah
- BERSEGERA dan TERGESA-GESA akan SANGAT dirasakan ketika TELAH menikah SAMARA tercipta ???
- Pernikahan yang TERGESA-GESA mendatangkan KESENGSARAAN dan KETIDAKBAHAGIAAN
Perbedaan antara terges-gesa dengan menyegerkan adalah Tanda-tanda hati
“Kalau kita menyegerakan nikah karena
niat yang jernih, insya-Allah hati kita akan merasakan sakinah, yaitu
ketenangan jiwa saat menghadapi masalah-masalah yang harus diselesaikan.
Kita merasa yakin, meskipun harapan dan kekhawatiran meliputi dada.
Kita merasa tenang, meskipun ada sejumlah masalah yang membebani dan
menyita perhatian”
“Lain halnya dengan tergesa-gesa.
Ketergesa-gesaan ditandai oleh perasaan tidak aman dan hati yang
diliputi kecemasan yang memburu. Seperti berdiri di depan anjing galak
yang tidak pernah kita kenal, ada perasaan ingin untuk cepat-cepat
berlari pergi menjauhi tempat itu. Kalau berlari, takut dikejar dan
terjatuh. Kalau tetap berdiri di dekatnya, tidak ada kepastian dan ada
kekhawatiran jangan-jangan anjing itu Menggigit”
Tanyakanlah pada hati NURANIMU
Renungan Umum NIATAN KITA
Sesungguhnya amal-amal itu tergantung
dengan niatnya, dan bagi setiap orang akan mendapatkan sesuatu sesuai
dengan niatnya (HR Bukhori Muslim)
Renungan khusus NIATAN NIKAH
” Barang siapa menikahi seorang wanita karena memandang KEDUDUKANNYA, maka Allah akan menambah baginya kerendahan,
Barang siapa menikahi wanita karena memandang HARTA BENDANYA, Allah akan menambah baginya kemelaratan,
Barang siapa menikahi wanita karena KECANTIKANNYA, Allah akan menambah baginya kehinaan.
“ Dan barang siapa menikahi seorang wanita karena ingin MENUNDUKKAN PANDANGANNYA DAN MENJAGA KESUCIAN FARJINYA, atau ingin MENDEKATKAN IKATAN KEKELUARGAAN maka Allah akan memberkahi bagi isterinya dan memberkahi isterinya baginya “
( HR Thabrani )
MOTIVASI / NIAT PERNIKAHAN
- Menggapai Mardhotillah
- Melaksanakan Sunnah Rasulullah
- Menundukkan Pandangan
- Menjaga Kemaluan
- Memperluas Silaturahmi
- Mencetak Generasi pejuang dakwah Islam
III. BEKAL PERNIKAHAN
Pernikahan sebagai ibadah, memerlukan
kesiapan & persiapan. Ia tuk yang mampu, bukan sekedar mau. “Ba’ah”
adalah parameter kesiapannya. ”Ba’ah” di makna utama (seksual) &
makna tambahan (mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat
baligh. Persiapan Pernikahan adalah proses perbaikan diri nan tak
pernah usai.
1. BEKAL ILMU & FIKROH
- Mengetahui Urgensi dan Manfaat pernikahan
- Mempunyai visi dan misi yang jelas tentang pernikahan
- Mengetahui hak dan kewajiban suami istri
- Memahami hukum-hukum dasar seputar hubungan suami istri, anak dan keluarga
- Ilmu Komunikasi
2. BEKAL MENTAL & PSIKOLOGIS
- Siap mencintai
- Siap bertanggung Jawab
- Siap menerima kekurangan
- Siap mendidik dan meluruskan
- Kesiapan menerima anak
MENIKAH itu bukan HAL yang INDAH-INDAH SAJA
3. BEKAL FISIK
- Sehat Jasmani dan Rohani
- Mampu melakukan kewajiban sebagai suami istri
- Siap menjaga fisik dan kebugaran sebagai amanah pernikahan
4. BEKAL FINANSIAL
- Memahami segenap konsekuensi kehidupan rumah tangga
- Mempunyai kemandirian finansial dalam batas-batas tertentu
- Siap mencari dan mengembangkan penghasilan yang sudah ada
- Siap menyediakan mahar dan biaya pernikahan*
*syarat dan ketentuan berlaku
Dan kawinkanlah orang-orang yang
sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari
hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan
karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui
(AnNur:32)
5. BEKAL RUHIYAH
- Kesiapan HATI yang dekat dengan Allah SANGAT MENENTUKAN
“Kamu harus memilih calon suami
(putrimu) yang taat beragama. Sebab, jika dia mencintai putrimu, dia
akan memuliakannya. Dan jika dia kurang menyukai (memarahinya), dia
tidak akan menghinakannya.”
- Siap mencintai
- Siap bertanggung Jawab
- Siap mendidik dan meluruskan
- Siap menerima ujian
QS: Ali-Imran: 14
Dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Kemampuan untuk SABAR dan SYUKUR
Bagaimana kau akan berjuang sebagai suami/isteri ayah/ibu untuk men-SYURGA-kan keluargamu???
IV. KRITERIA PASANGAN SEJATI
1. AGAMA / AD-DIEN
Apa yang dimaksud dengan AGAMA ?
- PEMAHAMAN : Aqidah & Keyakinan
- PENGAMALAN : Konsistensi dalam Ibadah
- KEPRIBADIAN : berhubungan dengan akhlak
2. SUBUR & PRODUKTIF
Diriwayatkan oleh Ma’qal bin yasar ra :
Seseorang datang kepada Nabi SAW : Aku suka dengan seorang perempuan
yang cantik dan dari keturunan terhormat, tetapi dia tidak subur
(mandul), apakah aku boleh menikahinya ? “. Rasulullah SAW menjawab :
“Tidak “. Kemudian orang tadi mendatangi beliau sekali lagi,dan
Rasulullah SAW pun kembali melarangnya. Demikian berturut-turut hingga
yang ketiga Rasulullah SAW mengatakan : ” Nikahilah (wanita) yang
romantis dan subur, karena sesungguhnya aku berbangga dengan banyaknya
umat ini (di hari kiamat) ” (HR Abu Daud, Hakim, An-Nasa’i. Albani
mengatakan : Hasan Shohih)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW
bersabda : Seorang wanita dinikahi karena empat hal : hartanya, nasab
keluarganya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah yang baik
agamanya, niscaya engkau akan beruntung“ (HR Bukhori dan Muslim)
3. GADIS / PERAWAN
Dari Jabir bin Abdullah ra, ia berkata :
Aku menikah kemudian aku datangi Rasulullah SAW, lalu beliau bertanya : “
Apakah engkau sudah menikah wahai Jabir ?” . Aku menjawab : “ Benar”.
Belia bertanya kembali : “ Apakah dengan janda atau gadis ? “ .Maka aku
menjawab : “ dengan seorang janda “ . Beliaupun berkata : “ Mengapa
bukan seorang perawan hingga engkau bisa bermain dengannya dan ia pun
bisa bermain2 dengan mu ? “(HR Bukhori dan yg lainnya)
4. KRITERIA “BOLEH” LAINNYA
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW
bersabda : Seorang wanita dinikahi karena empat hal : hartanya, nasab
keluarganya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah yang baik
agamanya, niscaya engkau akan beruntung” (HR Bukhori dan Muslim)
5. BUKAN KERABAT DEKAT, hikmah
- Memperluas persaudaraan dan ta’aruf antar suku atau daerah, sebagaimana tersirat dalam surat Al-Hujurot ayat 13
- Menjauhkan dari kemungkinan “memutus tali persaudaraan “ , karena bisa terjadi pasangan dari kerabat dekat yang berselisih akan memperluas wilayah konflik menjadi pemutusan hubungan kekerabatan.
- Menjauhkan dari keturunan yang lemah, sebagaimana dibuktikan dalam kedokteran genetika modern, dan telah disampaikan Rasulullah SAW sejak lama.
V. PROSES LANJUTAN
1. PENCARIAN DAN REFERENSI
And the MAK COMBLANG is …….
And the MAK COMBLANG is …….
- Orang Tua
- Keluarga Besar
- Ustadz atau Pembimbing
- Sahabat
Dari Abu Hurairah ra , Rasulullah SAW
bersabda : “ Ada tiga orang yang wajib bagi Allah menolongnya : orang
yang berjihad di jalan Allah, budak ‘Mukatib’ yang ingin membayar
pembebasannya, dan seorang yang ingin menikah untuk menjaga dirinya “
(HR Tirmidzi)
Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah
tentang sebab wurudnya hadits di atas : Datang seorang laki-laki pada
Rasulullah SAW dan berkata : Ya Rasulullah, kami mempunyai seorang anak
gadis yatim yang dikhitbah oleh dua orang, yang satu miskin dan yang
satu adalah orang kaya. Dia (anak gadis kami) cenderung (cinta) pada
yang miskin, sementara kami lebih menyukai pada yang kaya. Maka
Rasulullah bersabda : “ Tidak pernah terlihat (lebih menakjubkan) bagi dua orang yang saling mencintai seperti pernikahan “(Kitab Al-Luma’ fi asbabil wurud hadits)
2. TA’ARUF
- Didahului dengan Persetujuan Awal kedua belah pihak paska mendapatkan referensi
- Forum untuk mengenal lebih jauh. Pembicaraan fokus dan terarah.
- Tidak ada berduaan, ditemani mahrom/perantara,
- Boleh melihat ( Nadhor) sewajarnya
- Tidak berkelanjutan terus menerus dalam waktu lama, tetapi segera istikhoroh dan istisyaroh untuk mengambil keputusan
Dari Jabir ra, Rasulullah SAW bersabda :
jika seorang dari kalian mengkhitbah seorang wanita, dan jika bisa
melihat dari wanita tersebut apa2 yang akan mengundangnya untuk menikah,
maka lakukanlah ” (HR ABu Daud)
3. KHITBAH
- Janji kepada ORANGTUA pihak perempuan untuk menikahi PUTRInya
- Status telah dikhitbah tidak menjadikan batasan syar’I ikhwan dan akhwat menjadi longgar
- Permasalahan 1: Jarak waktu yang lama antara khitbah dan pernikahan,
- Permasalahan 2 : Double khitbah ( mungkinkah ? )
Seorang beriman saudara bagi mukmin
lainnya, tidak halal baginya menjual atas jualan saudaranya, tidak pula
mengkhitbah (wanita) yang telah dikhitbah saudaranya, sampai ia
meninggalkannya. (HR Ahmad dan Muslim
4. MAHAR
- Tidak memberatkan calon mempelai pria
- Tidak mengurangi kehormatan Keluarga wanita
- Disesuaikan dengan adat dan kebiasaan yang ada
- Tidak hanya bernilai materiil tapi juga sejarah dan kemuliaan lainnya
5. WALIMAH
Adab walimah :
- tidak ada makanan yang haram atau yg buruk
- tidak ada percampuran antara tamu laki dan perempuan
- tidak ada acara yang mengumbar aurat dan kesia-siaan
- tidak hanya orang kaya yang diundang, tp juga para miskin dan anak yatim
- tidak berlebih-lebihan apalagi bermewah-mewahan
- tidak ada ritual khusus yang mengarah pada kemusyrikan
Akhir kata, semoga artikel tentang munakahat ini dapat menjadi informasi yang bermanfaat.
Wassalamualaikum wr wb. (Emy, Dini/Kemuslimahan FORMMIT Utaratu)
Wassalamualaikum wr wb. (Emy, Dini/Kemuslimahan FORMMIT Utaratu)
Menikah, Menjemput Janji Allah di Telaga Kenikmatan
NIKAH MEMBUKA PINTU REZEKI
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan
orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN
MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya)
dan Maha Mengetahui.”1
Berkaitan ayat tersebut, Umat bin Khattab ra berkomentar,
“Aku heran dengan orang yang tidak mau mencari kekayaan dengan cara
menikah. Padahal Allah berfirman : Jika mereka miskin, maka Allah akan
membuat mereka kaya dengan Keutamaan-Nya”
Nabi saw juga menguatkan ayat tersebut. Sabda beliau,
Dari Aisyah, “Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¨
Sabda beliau yang lain:
“Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya,
Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran
mereka”
“Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan
mengadakan jalan keluar baginya dan memberi rizki dari arah yang tidak
disangka-sangka”4
“Menikah adalah salah satu cara membuka pintu rezeki”. Mungkin karena begitu banyaknya pintu rizki itu dan ternyata menikah adalah salah satu dari pintu-pintu itu.
Bisa jadi tidak ada bukti ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan untuk membuktikan hal ini, karena keyakinan ini akan didapat hanya dengan paradigma Iman, keyakinan yang utuh dan tidak ragu sedikitpun atas janji Allah sebagai Tuhan pemberi rizki pada semua makhluk-Nya.Saat pertama kali dihadapkan dengan pertanyaan ‘menikah’ dalam hidup saya, perasaan ragu, bimbang, takut dan tidak percaya diri berkecamuk dalam pikiran, mengingat saya hanya seorang buruh berpenghasilan 500 ribuan perbulan.
Membayangkan bagaimana saya bisa mencukupi kebutuhan keluarga, susah sekali saya menemukan keyakinan, apalagi bukti— bahwa seorang saya hanyalah menjadi perantara Allah memberi rezeki kepada makhluk-Nya yang ditakdirkan menjadi istri atau anak kelak.
Tapi pernikahan memang tidak bisa dihitung secara matematis, karena campur tangan Allah sungguh dominan disana. Jika kesiapan menikah diukur dari kemampuan materi, sungguh nestapanya orang-orang papa.
Apalagi setelah saya bekerja di negara orang seperti saat ini, saya menemukan banyak teman kerja dari Indonesia yang sudah mempunyai posisi bagus dan berpenghasilan di atas 50 juta tapi masih belum mampu menemukan keyakinan dalam hatinya untuk mengakhiri masa lajangnya.
Lalu apa sebenarnya janji Allah untuk orang-orang yang akan melangsungkan pernikahan? Sepanjang yang saya pahami inilah kira-kira janji Allah yag harus kita jemput.
“Dan nikahkanlah orang–orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba–hamba sahayamu lelaki dan hamba-hamba sahaya yang perempuan, Jika mereka miskin Allah akan mengayakan mereka dengan karuniaNya. Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur [24] : 32)
Dari ayat ini dengan sangat jelas Allah Subhanahu wa ta’aala berjanji akan mengayakan orang yang miskin jika mereka menikah karena mengharapkan ridhoNya. Dimana janji Allah merupakan sesuatu yang pasti dan tidak pernah Ia ingkari.
Oleh karena itu tidak ada lagi yang membuat kita ragu untuk menikah. Melangkahlah dengan pasti menuju keridhoan Allah Azza wa Jalla dengan menjalankan salah satu syari’at-Nya yaitu menikah.
Ada pula sabda Rasulullah, “Menikahlah maka kau akan menjadi kaya”. Mungkin secara logika akan sangat sulit dibuktikan statemen-statemen tersebut. Sebuah keniscayaan, akan banyak pertanyaan paling rewel dari makhluk bernama manusia, “Bagaimana mungkin saya akan menjadi kaya sedangkan saya harus menanggung biaya hidup istri dan anak?”
Dalam beberapa hal yang berkaitan dengan interaksi sosial juga tidak bisa lagi saya sikapi dengan gaya para lajang yang simple, cuek serta penuh dengan konsep-konsep idealis. Contoh saja, kalau ada keluarga mertua, tetangga atau teman yang hajatan, menikah dan sebagainya.
Sunatullah berbanding lurus dengan keyakinan manusia, dengan sepenuh keyakinan hati dan iman, mari kita jemput janji Allah di telaga kenikmatan bernama MENIKAH.
Loh kenapa telaga kenikmatan? Menikahlah segera, niscaya anda akan tahu jawabnya. Wallahu’alam.
Menikah Termasuk Kunci Pembuka Pintu Rezeki
Pernikahan mungkin benar sebagai pembuka pintu rezeki.
Benarlah nasehat para ulama bahwa pernikahan adalah sumber rezeki. Sebaliknya, perceraian bisa merugikan bagi kekayaan anda.
Survei yang melibatkan 9.000 orang menunjukkan perceraian menurunkan kekayaan seseorang hingga 77 persen. "Cerai menyebabkan menurunnya kekayaan jauh lebih
besar daripada sekadar membagi rata harta gono-gini," kata Jay Zagorsky dari Ohio State University.
Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu 1985 hingga 2000. Pada tahun 1985,
rata-rata usia pasangan yang disurvai antara 21 hingga 28 tahun.
Sebaliknya, pernikahan itu sendiri membuat seseorang lebih kaya daripada sekedar
menggabungkan kekayaan kedua pasangan. Setiap orang yang menikah, rata-rata memperoleh jumlah kekayaan dua kali lipat.
Hanya dari faktor pernikahan, tanpa melibatkan faktor lain dalam perhitungan,
seseorang meningkat kekayaannya sekitar 4 persen setiap tahun. Temuan tersebut
dijelaskan dalam Journal of Sociology.
"Jika Anda benar-benar ingin meningkatkan kekayaan, menikahlah dan pertahankan,"
kata Zagorsky. Di lain pihak, lanjutnya, hindari perceraian karena akan menurunkan kekayaan.
Setelah bercerai, pria memiliki kekayaan rata-rata 2,5 kali lebih besar daripada
wanita. Selisih di antara keduanya rata-rata berkembang menjadi sekitar 5.100
dollar AS saja.
Pada orang yang akhirnya bercerai, kekayaannya terus merosot selama empat tahun
menjelang perceraiannya dan mencapai titik terendah pada tahun perceraiannya.
Kekayaannya kembali naik perlahan setelah bercerai namun tidak terlalu besar. "Bahkan sekitar sepuluh tahun setelah bercerai, rata-rata kekayaannya di bawah 10 ribu dollar AS," kata Zagorsky.
Menurutnya, penelitian ini bukanlah sebagai pembenaran, tapi paling tidak ada
alasan yang dapat menjelaskan. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa hidup
bersama membuat pasangan lebih efisien dan pengeluaran lebih
murah ketika hidup serumah.
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika
mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha
Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An Nuur: 32)
Maha Benar Allah dengan segala firmanNYA....
Rabu, 18 Desember 2013
Aku Siap Menghantarkanmu Kesurga Dengan Menikahimu Dengan Semupurna
Menikah...
Bukan sekedar pesta yang riuh oleh kerabat, relasi penting ,bukan ajang pamer
tamu kehormatan, panggung megah, dekorasi wah atau pesta yang meriah..
Menikah... Bukan sekadar membentuk tim kerja untuk menghasilkan uang untuk
membeli segala jenis harta yang melimpah.. Bukan sekedar sarana belajar
memasak, menjahit bagi istri dan sarana belajar membetulkan peralatan listrik
bagi suami.. Menikah... Bukan sekedar menyamakan hobi dan kegemaran sehingga
sampai ada adagium humor: Kalau dua-duanya doyan musik, berar
ti ada gejala bisa
langgeng.. Kalau sama-sama suka seafood berarti masa depan cerah... (That simple
?! Menikah bukan sekedar itu…
Menikah
berbeda dengan perumpamaan sepasang sandal, yang hanya punya aspek kiri dan
kanan.. Menikah adalah penyatuan dua manusia.. pria dan wanita. Dari anatomi
saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya... So, Menikah
adalah ... Menyatukan dua isi kepala, dua ide, dua impian menjadi sesuatu yang
besar, Bermakna, tak hanya untuk kita, pasangan dan keluarga namun juga untuk
orang lain di sekitar.
Menikah
adalah Memutuskan berlabuh di satu pantai, ketika ratusan kapal pesiar gemerlap
memanggil-manggil. Menikah adalah cara meraih sempurnanya agama, hingga menikah
dikatakan sempurna menjalani setengah dien. Menikah adalah Keberanian untuk
menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan. Memupuk toleransi tingkat
tinggi dan memaklumi pasangan apa adanya.
Menikah
membutuhkan kelapangan hati untuk melebur kata ‘aku’ dan ‘kamu’ menjadi ‘kita’.
Menikah adalah proses pendewasaan seseorang untuk lebih berani mengambil sikap
dan memutuskan bahkan untuk urusan terkecil sekalipun. Kerjasama hebat untuk
bergerak, bersinergi untuk mendapatkan tiket surgaNya. Menikah adalah
Universitas kehidupan dimana cobaan materi, hati, iman adalah ujiannya. Menikah
adalah belajar memaafkan dan belajar berkata “baiklah, itu salahku, akan kucoba
memperbaikinya” . Belajar berkomunikasi dua arah, dimana kita tidak berbicara:
” Kamu harus mengerti keinginanku!’, namun harus berani bicara “aku memahami
kamu, aku memahami apa yang kamu mau dan cita2kan, mari bersama membangunnya”
Menikah
Mengajari kita begitu banyak tentang hidup, tentang bagaimana mencintai Allah
dengan sempurna melalui kecintaan kita pada pasangan. Semoga setiap kita meraih
pernikahan berkah ..Aamiin.
Rabu, 25 September 2013
PIDATO MEGATRUH - WS RENDRA
Ya. Inilah judul pidato kebudayaan saya malam ini. Megatruh. Megat-ruh.
Megat artinya memutus. Jadi: megatruh adalah memutus ruh. Suasana
dukacita yang mendalam. Bukan suasana perasaan semata, tetapi suasana
ruh yang putus dan berada dalam alam kelam.
Mengapa begitu ?
O, AKAL SEHAT JAMAN INI !
BAGAIMANA MESTI KUSEBUT KAMU ?
KALAU LELAKI KENAPA SEPERTI KUWE LAPIS ?
KALAU PEREMPUAN KENAPA TIDAK KEIBUAN ?
DAN KALAU BANCI KENAPA TIDAK PUNYA KEULETAN ?
AKU MENAHAN AIR MATA
PUNGGUNGKU DINGIN
TETAPI AKU MESTI MELAWAN
KARENA AKU MENOLAK BERSEKUTU DENGAN KAMU !
KENAPA ANARKI JALANAN
MESTI DITINDAS DENGAN ANARKI KEKUASAAN ?
APAKAH HUKUM TINGGAL MENJADI SYAIR LAGU DISCO ?
TANPA PANCAINDRA UNTUK FAKTA
TANPA KESADARAN UNTUK JIWA
TANPA JENDELA UNTUK CINTA KASIH
SAYUR MAYURLAH KAMU
DIBIUS PUPUK DAN INSEKTISIDA
KAMU HANYA BERMINAT MENGGEMUKKAN BADAN
TIDAK MAMPU BERGERAK MENGHAYATI CAKRAWALA
TERKESIMA
TERBENGONG
TERHIBA-HIBA
BERAKHIR MENJADI HIDANGAN PARA RAKSASA
O, AKAL SEHAT JAMAN INI
KERNA MENOLAK MENJADI EDAN
AKU MELAWAN KAMU !
Para hadirin yang terhormat
Perkenankanlah saya mengulang apa yang sudah saya ucapkan dalam
beberapa wawancara dengan pers. Adalah kodrat manusia bahwa ia
mengandung Daulat Alam dan Daulat Manusia di dalam dirinya. Kebudayaan
yang kita warisi dari leluhur banyak merenungkan dan menghayati Daulat
Alam di dalam kehidupan: kelahiran, kematian, perjodohan, nasib rezeki,
penghayatan pancaindra, penghayatan badan dan penghayatan alam semesta.
Tetapi merenungkan Daulat Manusia tidak pernah tuntas. Daulat manusia
terbatas sekali oleh sifat alam dalam dirinya. Terutama sekali terbatas
oleh kelahirannya. Kalau lahir sebagai orang bawah, sebagai orang
miskin, sebagai orang tanpa pendidikan, atau sebagai orang perempuan,
sukar untuk meningkat keatas, karena tatanan masyarakat diatur seperti
tatanan didalam alam: yang tikus tetap tikus, yang kucing tetap kucing,
yang kambing tetap kambing, yang macan tetap macan. Hanya para jagoan
saja yang bisa menerobos tatanan masyarakat yang seperti itu. Misalnya
Ken Arok, si anak jadah dan kriminal jalanan yang akhirnya bisa menjadi
raja itu; atau Gajah Mada, tukang pukul yang akhirnya bisa menjadi
mahapatih; atau Untung Surapati, seorang hamba sahaya yang bisa
meningkat menjadi pahlawan atau jagoan; atau Ir. Soekarno, seorang anak
guru yang bisa menjadi Presiden Indonesia yang pertama; atau orang-orang
melarat yang bisa menjadi konglomerat. Oh ya, akhirnya banyak juga
jagoan-jagoan dalam berbagai bidang bisa muncul. Tetapi kejagoannyalah
yang membuat ia mampu mendobrak tatanan hidup yang resmi, yang
sebenarnya tidak banyak memberi hak kepada khalayak banyak untuk
memperkembangkan Daulat Manusia mereka.
Para pemimpin bangsa
kita, dari sejak zaman raja-raja dahulu kala, memang tidak pernah
menaruh perhatian kepada pengembangan Daulat Manusia pada umumnya. Saat
Aristoteles, filsuf Yunani (384-322SM) menulis buku "Politica",
menerangkan hak rakyat untuk memilih pemimpin bangsanya, dan tidak
membenarkan adanya tirani kekuasaan, para pemimpin bangsa kita masih
hidup dalam kegelapan sejarah dan jelas tidak berminat pada filsafat.
Dan pada waktu Raja John dari Inggris mengesahkan Undang-Undang yang
disebut orang sebagai Magna Carta, yaitu tahun 1215, raja mengakui
kejelasan hak-hak bangsawan bawahannya dan juga hak-hak rakyat yang
harus ia hormati dan tak mungkin ia langgar.
Jawa pada saat itu
berada dalam pemerintahan Tunggul Ametung yang sebentar lagi akan
digantikan oleh Ken Arok. Kedua penguasa dari Jawa itu tak pernah
memikirkan atau mengakui UU apapun. Sabda raja itulah UU bagi rakyat.
Sebagaimana dalam alam bahwa yang kuat itu yang menang. Maka tatanan
masyarakat leluhur kita itupun berlandaskan kenyataan bahwa yang kuat
itu yang benar (might is right). Dan yang terkuat dalam di dalam
masyarakat tentunya raja. Jadi sabda raja (dekrit raja atau Keppraj,
yaitu keputusan raja) yang menjadi sumber kebenaran.
Tentu saja
seorang raja Jawa tidak diperkenankan untuk sewenang-wenang. Ia
diharapkan untuk Ambeg Paramarta serta menghayati Hasta Brata. Tetapi
bila ternyata raja tidak memenuhi harapan itu, dan kejam seperti
Amangkurat Tegalarum atau menjijikkan seperti Amngkurat II, ya tidak ada
sanksi apa-apa sebab ia kuat, ia raja.
Selanjutnya pada tahun
1295 Raja Edward dari Inggris memperbaiki hak-hak parlemen. Dia
mengatakan bahwa hanya parlemen yang bisa mengubah hukum. Hal ini
bersamaan dengan saat akhir pemerintahan Kertanegara dari Singasari dan
munculnya Majapahit dibawah pimpinan Raden Wijaya. Kedua penguasa itu,
boro-boro punya parlemen, punya kitab UU sebagai landasan
pemerintahannya pun tidak. Sabda raja tetap unggul di atas
segala-galanya. Hal itu bukan pertanda kebudayaan bangsa kita rendah.
Lihatlah candi-candi yang indah, seni membuat keris, syair-syair dari
Empu Kanwa, Empu Sedah, Empu Panuluh. Raffles mengagumi karya sastra
leluhur kita. Waktu pulang ke Inggris, setelah selesai tugasnya di Jawa,
ia membawa 30 ton benda sastra dan seni dari Jawa. Kemudian dengan rasa
kagum ia laporkan dan dikupas dalam bukunya "The History of Java".
Tetapi didalam kebudayaan Jawa yang tinggi itu, para pujangga dan para
rajanya ternyata tak pernah sadar akan perlunya hak-hak konstitusional
bagi rakyatnya, yang dilindungi oleh pelaksanaan UU yang berlaku. Di
zaman pemerintahan Hayam Wuruk, menurut buku Negarakertagama yang
ditulis oleh Empu Prapanca, pada pupuh 73 digambarkan bahwa Hayam Wuruk
bersifat adil dalam melaksanakan UU Agama, yang sebenarnya dituliskan
dalam kitab yang berjudul Kutara Manawadharmasastra. Bahkan Demung Sora,
seorang menterinya dihukum mati karena telah membunuh Mahisa Anabrang
yang tak berdosa. Dengan begitu Demung Sora telah melanggar pasal
Astadusta dari Kitab UU Kutara Manawadharmasastra itu. Namun begitu
tidak tercantum di dalam Kitab UU itu hak rakyat untuk punya perwakilan
dan ikut menentukan jalannya pemerintahan. Sementara itu di Inggris pada
tahun 1649 Raja Charles I dihukum pancung karena dianggap melecehkan
parlemen, dan untuk sementara Lord Cromwell diangkat menjadi pelindung
parlemen dengan gelar Lord Protector pada tahun 1653. Itulah tahun-tahun
berkuasanya Amangkurat I yang kejam, yang sibuk membina kekuasaan yang
absolut dan pemerintahan yang ketat dan memusat, yang membuat kehidupan
masyarakat menjadi sumpek dan akhirnya dibenci oleh rakyat. Dan waktu
John Locke, filsuf dan sastrawan Inggris menulis dua esai tentang
pemerintahan yang ideal, yang menghormati hak milik warganegara dan
berkewajiban melindungi segala milik warganegara itu, di Mataram
berkuasa Amangkurat II yang memerintah di Karta Sura dengan
sewenang-wenang, sombong, kekanak-kanakan, pengecut dan keras kepala. Ia
telah membunuh bapaknya Amangkurat I yang tengah sekarat di Tegalarum.
Lalu mengkhianati sahabatnya Trunijoyo. Menggadaikan Semarang kepada
VOC. Dan menyewakan tebang hutan dari beberapa wilayah kepada para
cukong. Lalu para cukong menjual kayunya atau hak tebang hutannya pada
VOC. (Saya teringat pada sistem HPH dewasa ini. Ternyata pelopornya
adalah Amangkurat II dengan asprinya yang bernama Adipati Suranata). Ya,
Amangkurat II inilah pelopor kebangkrutan Mataram, yang sebenarnya
memang sudah salah membangun sejak rajanya yang pertama yaitu Panembahan
Senopati. Sebab raja-raja pendahulu Dinasti Mataram ini salah mengira
bahwa stabilitas negara itu adalah pemusatan kekuasaan.
Tetapi
di Inggris, sejak zaman Ken Arok, Kertanegara atau Raden Wijaya, para
penguasanya atau raja-rajanya mau mengakui daulat hukum disamping daulat
raja, bahkan pada akhirnya, sejajar dengan zaman Majapahit, raja
Inggris mau mengakui adanya daulat rakyat, ternyata negaranya terus
stabil. Bukan berarti tanpa pergolakan. Wah, justru banyak pergolakan
politik di sana. Tetapi kepastian hidup rakyat makin lama makin stabil.
Dan ternyata dinasti raja-raja mereka tetap lestari bergengsi sampai
zaman ini, sehingga negaranya bisa maju. Sebab kemajuan negara itu tidak
mungkin diciptakan penguasa. Paling jauh penguasa itu hanya bisa
menyeret bangsanya maju setahap saja, tetapi perkembangan bertahap-tahap
seperti di Inggris (dari tahap pertanian ke tahap filsafat,
perdagangan, ilmu pengetahuan, teknologi modern, industri dan kebudayaan
cybernetic) hanyalah bisa dicapai dengan kemampuan rakyat yang selalu
maju berkat dukungan daulat rakyat, yang dilindungi oleh daulat hukum.
Tidak ada contohnya dalam sejarah dunia bahwa pemerintahan yang
totaliter bisa memajukan bangsa dalam tahap-tahap perkembangan budaya.
Di kala dipimpin oleh pemerintah yang totaliter, meskipun sudah mencapai
teknologi tinggi, seperti Jepang, Korea dan Jerman, rupanya budaya
filsafat, sosial dan ekonomi macet. Baru setelah daulat hukum dan daulat
rakyat berlaku, maka ketiga negara itu bisa melewati berbagai tahap
budaya dengan pesat, hingga kini harus diperhitungkan sebagai kekuatan
yang ikut menentukan perkembangan budaya dunia.
Sebaliknya para
raja Mataram yang maniak akan sentralisasi kekuasaan itu, tidak pernah
bisa membawa kemajuan kepada rakyat Jawa. Dipandang dari segi
kepentingan rakyat, raja-raja Mataram adalah raja-raja yang gagal. Tidak
ada kharisma mereka, sehingga gagal menyatukan Jawa. Sebelum ada
Mataram, menurut laporan orang Portugis Jono de Barros, orang Jawa itu
angkuh, berani, berbahaya dan pendendam. Kalau tersinggung perasaannya
sedikit saja, terutama kalau disentuh kepala atau dahinya, terus
mengamuk membalas dendam. Seorang Portugis yang lain, Diego de Couto
melaporkan bahwa ia mengagumi kecakapan berlayar orang-orang Jawa,
bahasa Jawa yang selalu berkembang dan punya aksara sendiri, namun
mereka begitu angkuh sehingga menganggap bangsa lain lebih rendah. Maka
kalau orang Jawa lewat dijalan, dan melihat ada orang bangsa lain yang
berdiri di onggokan tanah atau suatu tempat lain yang tinggi dari tanah
tempat ia berjalan, apabila orang itu tidak segera turun dari tempat
semacam itu, maka ia akan dibunuh oleh orang Jawa itu. Sebab ia tidak
akan memperkenankan orang lain berdiri ditempat yang lebih tinggi. Juga
orang Jawa tak akan mau menyunggi beban di atas kepalanya, biarpun ia
diancam dengan ancaman maut. Mereka adalah pemberani dan penuh keyakinan
diri dan hanya karena penghinaan kecil saja bisa melakukan amuk untuk
balas dendam. Dan meskipun ia telah ditusuk-tusuk dengan tombak sampai
tembus, mereka akan terus merangsek maju sehingga dekat kepada lawannya.
Bagaimanapun ekstremnya gambaran itu, pada intinya orang-orang Jawa itu
terlihat tangkas, berani, berstamina, dan percaya pada diri secara luar
biasa. Dan nyatanya di zaman kerajaan Demak dan Banten, saat kedua
laporan itu ditulis, orang-orang Jawa menguasai setiap jengkal dari
tanahnya. Tak ada kekuatan asing yang bisa melecehkan kedaulatan tanah
air mereka. Banten dan Demak bebas dari kekuasaan asing. Semarang dan
Jepara menjadi tempat galangan kapal yang memprodusir kapal-kapal besar
dan kecil dalam produktivitas yang tinggi. Arsitektur mengalami
perkembangan yang besar. Atap Limasan, gandok, pringgitan dan pendopo
joglo yang lebih besar diciptakan (sebelumnya pendopo itu kecil seperti
gazebo). Orkestrasi gamelan berkembang karena diciptakannya gambang
penerus, bonang penerus dsb. Variasi kendang-kendangpun bertambah. Lalu
tembang-tembang Mocopat muncul sebagai eksperimen baru. Pertunjukan
wayang kulit ditambah dengan kelir dan blencong. Santan dan minyak
goreng ditemukan. Begitu pula krupuk, trasi dan penganan-penganan dari
ketan bertambah variasinya. Masakan pepes dan kukus juga diketemukan.
Lalu soga untuk pewarna kain batik, genting dari tanah liat, dan baju
yang berlengan dan berkancing. Semua itu tentu saja merupakan pengaruh
asing. Barangkali pengaruh dari Cina dan Campa. Tetapi daya adaptasi dan
mencerna rakyat terhadap unsur-unsur baru sangat kreatif. Keunikan
sastra suluk di zaman itu lebih lagi membuktikan kemampuan orang-orang
Jawa untuk beradaptasi tanpa kehilangan diri, bahkan bisa unik. Mereka
penuh harga diri dan pasti diri. Ini semua karena mereka merasa punya
jaminan kepastian hidup. Dan kepastian hidup ada karena adanya daulat
hukum yang tertera dalam kitab "Salokantara" dan "Jugul Muda" ialah
kitab UU Demak yang punya landasan syari 'ah agama islam, yang mengakui
bahwa semua manusia itu sama derajatnya, sama-sama khalifah Allah di
dunia. Raja-raja Demak sadar dan ikhlas dikontrol oleh kekuasaan para
wali. Raja-raja Demak berkuasa hanya selama 65 tahun. Tetapi mereka
adalah pahlawan bangsa yang telah memperkenalkan daulat hukum kepada
bangsanya, yang akan terus membekas sampai kepada Mohammad Syafei, HOS
Cokroaminoto dan tokoh-tokoh pembela hak azazi manusia (HAM) dewasa ini.
Sayang, begitu muncul Panembahan Senopati, rasa hormat pada daulat
hukum itu dilecehkan. Sultan bergelar Sayidin Panatagama, dan terus
sampai kepada seluruh keturunannya, kefanatikan terhadap kekuasaan raja
yang mutlak dan sentralisasi kekuasaan itu dipertahankan. Rakyat disebut
kawula (abdi) dan bukan warganegara. Hidup rakyat tidak pasti.
Inisiatif mereka mulai terbatas. Banyak larangan untuk ini dan itu.
Rakyat tak bisa mengontrol atau memberi tanggapan kepada kekuasaan. Maka
daya hidup rakyat merosot. Yacob Couper, panglima tentara Belanda,
menganggap daya tempur tentara Mataram sangat rendah. Sangat jauh dari
deskripsi yang dilukiskan oleh Jono de Borros ataupun Diego de Couto.
Sebenarnya saya sudah sering melukiskan perbedaan antara Mataram dan
Demak ini berulang kali dalam wawancara-wawancara dengan pers. Tetapi
sekarang, maafkanlah, perlu saya ulang lagi demi kejelasan argumentasi
pembicaraan saya malam ini. Raja yang melecehkan daulat rakyat, akhirnya
juga melecehkan daulatnya sendiri. Sebab daulat rakyatlah yang
mendukung daulat raja. Sebagaimana daulat rakyat Inggris yang
memungkinkan daulat raja Inggris bergema di seluruh dunia.
Dan
menurunnya wibawa daulat rakyat Mataram juga menyebabkan daulat raja
mereka semakin merosot. Sultan Agung tidak pernah bisa menjamah Batavia.
Anaknya Amangkurat I lari terbirit-birit oleh pemberontakan Trunojoyo.
Lalu pergi ke Tegal untuk mengemis perlindungan kepada VOC. Raja yang
tidak mau berbagi kekuasaan dengan rakyat itu, malah mau berlindung
dibawah ketiak orang asing yang bernama VOC. Belum sampai ke Tegal ia
sudah sekarat. Dalam keadaan sekarat, ia diracun oleh anaknya yang punya
sifat menjijikkan dipandang dari segi kemanusiaan yang beradab, yang
kemudian menggantikannya dan bergelar Amangkurat II. Dan raja yang
congkak, yang gila kekuasaan, si Amangkurat II ini suka berdandan
seperti Belanda, secara diam-diam dileceh oleh Gubernur Cornelius
Speelman sebagai "anak emas kompeni". Raja yang tambun ini menyebut
Gubernur "Eyang" dan menyebut komandan militer lokal Belanda dengan
sebutan "Romo". Lebih jauh lagi, nanti salah satu keturunannya yang
bernama Paku Buwono II, ternyata telah melecehkan harga dirinya sendiri.
Meskipun ia melecehkan daulat rakyat, ternyata ia tidak segan menulis
perjanjian dengan Kompeni Belanda pada tahun 1749 yang bunyinya sebagai
berikut: "Inilah surat perkara melepaskan serta menyerahkan terhadap
keraton Mataram, dari kanjeng Susushunan Paku Buwana Senapati
Panatagama, ialah dikarenakan oleh perintah Kanjeng Kumpeni yang agung
itu, keratuan ini diserahkan kepada Kanjeng Tuwan Gupernur serta
direktur di tanah Jawa Djohan Andrijas Baron Van Hogendorf. Hamba,
Kanjeng Susuhunan Pakubuwana Senapati Hing Ngalaga Ngabdulrahman Sayidin
Panatagama............" Begitu dan seterusnya ia tanpa malu-malu
merendahkan dirinya dan mengangkat-angkat penguasa asing dengan cara
yang berlebihan. Sungguh karikatural. Masa pemerintahan Kartasura dan
Surakarta adalah masa yang sangat memalukan bagi sejarah Mataram dan
sejarah orang Jawa.
Kesenian yang dilahirkan adalah kesenian
manis seperti permen. Penuh rasa haru tetapi tidak punya ketajaman olah
pikiran. Ada seorang pujangga yang istimewa: ialah Raden Ronggowarsito
yang muncul jauh setelah Mataram sirna. Tetapi ia tidak dihargai oleh
para penguasa saat itu, meski sangat dicintai oleh rakyat kebanyakan.
Ekonomi kacau. Utang kepada Kompeni menumpuk. Amangkurat II menggadaikan
Semarang dan hutan-hutan. Pakubuwana II menggadaikan kerajaan.
Sedangkan di Inggris, di masa yang sezaman dengan Amangkurat II, karena
rakyat Inggris punya kedaulatan yang jelas, yang dilindungi UU, maka
karena informasi mengenai jalannya ekonomi kerajaan Inggris bersifat
transparan, dan kepastian hukum bisa bersifat vertikal, tidak
horisontal, sehingga perencanaan dagang dan ekonomi bisa lebih aman
diatur, maka pada tahun 1694 Bank of England sudah mulai didirikan.
Kekuatan dan bonafiditas perbankan suatu bangsa adalah bonafiditas
kemampuannya membangun dan berencana. Kekuatan dan bonafiditas semacam
itu hanyalah mampu dihasilkan oleh daulat rakyat yang kuat dan terus
dibina. Tujuan dari pidato saya ini adalah untuk secara jujur melakukan
instropeksi budaya. Negara kita akhirnya sudah merdeka, tetapi kenapa
bangsa Indonesia masih belum juga sepenuhnya bisa merdeka? Bukankah
tanpa hak hukum yang bisa berfungsi vertikal suatu bangsa tidak bisa
benar-benar merdeka.
Sejarah menunjukkan lubang-lubang dari
daya pertahanan kita sebagai suatu bangsa sebagaimana nampak dalam
sejarah Mataram. Namun ada juga kenyataan bisa punya harapan apabila
menilik kepada sejarah Demak.
Hadirin sekalian.
KESADARAN ADALAH MATAHARI
KESABARAN ADALAH BUMI
KEBERANIAN MENJADI CAKRAWALA
DAN
PERJUANGAN
ADALAH PELAKSANAAN KATA-KATA
SURAT CINTA (Ws Rendra)
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis bagai bunyi tambur yang gaib,
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah,
Wahai, dik Narti,
aku cinta kepadamu !
Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya,
Wahai, dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku !
Kaki-kaki hujan yang runcing
menyentuhkan ujungnya di bumi,
Kaki-kaki cinta yang tegas
bagai logam berat gemerlapan
menempuh ke muka
dan tak kan kunjung diundurkan.
Selusin malaikat
telah turun
di kala hujan gerimis
Di muka kaca jendela
mereka berkaca dan mencuci rambutnya
untuk ke pesta.
Wahai, dik Narti
dengan pakaian pengantin yang anggun
bunga-bunga serta keris keramat
aku ingin membimbingmu ke altar
untuk dikawinkan
Aku melamarmu,
Kau tahu dari dulu :
tiada lebih buruk
dan tiada lebih baik
dari yang lain ……
penyair dari kehidupan sehari-hari,
orang yang bermula dari kata
kata yang bermula dari
kehidupan, pikir dan rasa.
Semangat kehidupan yang kuat
bagai berjuta-juta jarum alit
menusuki kulit langit :
kantong rejeki dan restu wingit
Lalu tumpahlah gerimis
Angin dan cinta
mendesah dalam gerimis.
Semangat cintaku yang kuta
batgai seribu tangan gaib
menyebarkan seribu jaring
menyergap hatimu
yang selalu tersenyum padaku.
Engkau adalah putri duyung
tawananku
Putri duyung dengan
suara merdu lembut
bagai angin laut,
mendesahlah bagiku !
Angin mendesah
selalu mendesah
dengan ratapnya yang merdu.
Engkau adalah putri duyung
tergolek lemas
mengejap-ngejapkan matanya yang indah
dalam jaringku
Wahai, putri duyung,
aku menjaringmu
aku melamarmu
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
kerna langit
gadis manja dan manis
menangis minta mainan.
Dua anak lelaki nakal
bersenda gurau dalam selokan
dan langit iri melihatnya
Wahai, Dik Narti
kuingin dikau
menjadi ibu anak-anakku !
kala hujan gerimis bagai bunyi tambur yang gaib,
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah,
Wahai, dik Narti,
aku cinta kepadamu !
Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya,
Wahai, dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku !
Kaki-kaki hujan yang runcing
menyentuhkan ujungnya di bumi,
Kaki-kaki cinta yang tegas
bagai logam berat gemerlapan
menempuh ke muka
dan tak kan kunjung diundurkan.
Selusin malaikat
telah turun
di kala hujan gerimis
Di muka kaca jendela
mereka berkaca dan mencuci rambutnya
untuk ke pesta.
Wahai, dik Narti
dengan pakaian pengantin yang anggun
bunga-bunga serta keris keramat
aku ingin membimbingmu ke altar
untuk dikawinkan
Aku melamarmu,
Kau tahu dari dulu :
tiada lebih buruk
dan tiada lebih baik
dari yang lain ……
penyair dari kehidupan sehari-hari,
orang yang bermula dari kata
kata yang bermula dari
kehidupan, pikir dan rasa.
Semangat kehidupan yang kuat
bagai berjuta-juta jarum alit
menusuki kulit langit :
kantong rejeki dan restu wingit
Lalu tumpahlah gerimis
Angin dan cinta
mendesah dalam gerimis.
Semangat cintaku yang kuta
batgai seribu tangan gaib
menyebarkan seribu jaring
menyergap hatimu
yang selalu tersenyum padaku.
Engkau adalah putri duyung
tawananku
Putri duyung dengan
suara merdu lembut
bagai angin laut,
mendesahlah bagiku !
Angin mendesah
selalu mendesah
dengan ratapnya yang merdu.
Engkau adalah putri duyung
tergolek lemas
mengejap-ngejapkan matanya yang indah
dalam jaringku
Wahai, putri duyung,
aku menjaringmu
aku melamarmu
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
kerna langit
gadis manja dan manis
menangis minta mainan.
Dua anak lelaki nakal
bersenda gurau dalam selokan
dan langit iri melihatnya
Wahai, Dik Narti
kuingin dikau
menjadi ibu anak-anakku !
Sabtu, 14 September 2013
Sejarah terbentuknya DRUGHI Juventus [kelompok fans berat juventus]
Sejarah terbentuknya DRUGHI juventus
Kelompok
superter sejati Juventus yang pertama muncul di pertengahan tahun
70-an. Saat itu ada dua kelompok tifosi sayap kiri dan organisasinya
masih belum bagus. Dua kelompok itu adalah Venceromos dan Autonomia
Bianconera. Lalu di tahun 1976 terbentuklah 2 kelompok suporter ultras
sejati Juve, Fossa Dei Campioni dan Panthers. Baru setahun kemudian
kelompok tifosi ultras yang legendaris berdiri, Fighters. Kelompok ini
diprakarsai oleh Beppe Rossi. Beliau merupakan tokoh yang sangat
berpengaruh bagi seluruh tifosi Juve dan menjadi panutan para ultras
muda di Turin.
Awal era 80-an kelompok-kelompok suporter
baru bermunculan. Gioventu Bianconera, Area Bianconera, dan Indians
adalah beberapa diantaranya. Dua kelompok ultras yang ekstrim juga
berdiri di periode ini, Viking dan Nucleo Armato Bianconero (N.A.B).
Dua kelompok ini benar-benar menjadi grup tifosi yang dihormati di
dalam dan di luar Delle Alpi. Viking dan N.A.B adalah kelompok yang
benar-benar mengingatkan orang pada kata hooligans. Itu dikarenakan
mereka tidak pernah takut bertempur dengan supporter klub manapun di
dalam atau di luar stadion. Tahun 1983 kelompok Juventini yang berbeda
dibentuk untuk menjalani partai tandang pertama mereka ke Eropa (Liege,
Belgia tahun 1983).
Tahun 1987 kelompok tifosi bersejarah
Fighters akhirnya dibubarkan setelah berjaya selama 10 tahun.
Penyebabnya saat itu karena terjadi banyak kekerasan dan perkelahian
dalam partai tandang ke Florence, melawan rival Juve, Fiorentina.
Sebagian besar anggota Fighters lama, bersama dengan anggota Indians
dan Giuventu Bianconera, membentuk sebuah kelompok supporter ultras
yang baru, Arancia Meccanica (Clockwork Orange). Nama ini terinspirasi
oleh film Stanley Kubrick berjudul sama yang populer saat itu.
Nama
itu menimbulkan kesan kekerasan dan negatif sehingga menimbulkan
banyak masalah. Karena itu kelompok ini dipaksa untuk merubah nama
kelompok mereka. Para fans sepakat untuk membodohi politisi kota Turin
dengan merubah nama kelompok mereka menjadi Drughi. Drughi merupakan
nama geng dimana tokoh utama film Clockwork Orange, Alex, bergabung.
Lucunya, para politisi Turin terlambat menyadari hal ini. Drughi pun
berkembang dan menjadi kelompok supporter terpenting dalam sejarah
Juventus. Dalam kurun waktu antara 1988 sampai 1996 Drughi memiliki
10.000 anggota.
Pada tahun 1993 beberapa anggota Drughi
memperoleh otonomi dan menghidupkan kembali kelompok tifosi lama,
Fighters. Empat tahun setelahnya Fighters dan Drughi bersaing untuk
menjadi yang terbaik di La Curva Scirea. Drughi menggantung banner
mereka tepat di tengah La Curva Scirea Delle Alpi, sedangkan Fighters
harus memasang banner mereka di sebelah kanannya.
Setelah
Juve memenangkan Piala Champions atas Ajax tahun 1996, para supporter
sangat bergembira dan memutuskan untuk berkolaborasi. Drughi, Fighters,
dan beberapa kelompok kecil lainnya di La Curva Scirea memutuskan
untuk bersama mendukung Juve dibawah satu nama, Black and White
Fighters Gruppo Storico 1977. Nama Fighters pun memperoleh kembali
kejayaan seperti awalnya tepat 20 tahun sejak kelompok supporter itu
berdiri.
Selasa, 21 Mei 2013
KELUARGA TANGGUH
Terbentuknya keluarga sakinah yang diwarnai kasih sayang dan cinta
kasih menjadi tujuan setiap insang yang memasuki jenjang pernikahan. Namun,
tidak mudah mewujudkannya. Globalisasi telah membawa pengaruh pada pola
kehidupan keluarga di Indonesia yang diakibatkan perubahan sosial yang sangat
cepat. hal itu tergambar pada bergesernya budaya adiluhung bangsa yang
religius, menjunjung tinggi kebersamaan, saling menolong, santun, cintai damai,
budaya musyawarah dan kehidupan yang teduh bergeser menjadi kehidupan yang
penuh ketegangan dan kepongahan.
Kondisi itu mengakibatkan rapuhnya ikatan kekeluargaan, sehingga
yang terjadi bukan hubungan yang kokoh dan tangguh, tetapi retak dan rapuh.
Kondisi itu diperberat dengan banyaknya kekerasan, penelentaraan, penistaan dan
pengkhianatan. Kegagalan membentuk keluarga yang kokoh disebabkan tidak adanya
saling tafahum, tasamuh, dan mahabbah (saling memahami, toleransi dan
menyayangi) serta ketidakmampuan mengintegrasikan berbagai kepribadian yang
berbeda.
Pendidikan dalam keluarga sangat menentukan karakter seseorang,
karena sebagian bersar kehidupan manusia berada dalam lingkungan keluarga. Pola
asuh juga merupakan fondasi awal bagi terwujudnya generasi yang berkualitas.
Karena itu keteladanan, bimbingan, pembiasaan merupakan faktor penting bagi
pembentukan karakter karena pendidikan bukan hanya mentransfer ilmu, tetapi
juga menckup pendidikan karakter. Sebuah kesalahan apabila anak selalu dituntut
berprestasi dan harus selalu mendapat ranking terbaik mata pelajaran tertentu
tetapi pendidikan agama, dan akhlak yang selalu mengasah akal budi terlupakan.
Orang tua dan pendidikan harus paham tentang hakikat pendidikan,
dan dapat menjadi panutan karena seorang anak tumbuh dengan sifat-sifat terpuji
dan baik jika mendapatkan keteladanan dari orang tua dan gurunya. Pembiasaan
melakuakan hal-hal yang baik, termasuk pemahaman agama, kejujuran, kedisiplinan
akan menganyam nilai-nilai positif yang mewarnai kehidupan anak sehingga akan
tumbuh sebagai generasi yang memiliki kecerdasan spiritual (religiusitas),
intelektual dan emosional. Sebaliknya kondisi keluarga yang tidak sehat akan
membuat guncangannya kejiwaan anak.
Anak yang tumbuh sehat jasmani, rohani, dan sosial serta tangguh
menghadapi tantangan zaman terlahir dari keluarga yang kokoh, yang meliputi
kedamaian. Keluarga yang kedua orang tuanya memberikan hak-haknya, yaitu
memberikan pendidikan yang memadai, asupan gizi cukup, kesehatan dan perhatian
serta kasih sayang.
Kewajiban orang tua yang sangat penting adalah memperhatikan
pendidikan agama, akhlak, dan membekali berbagai ilmu pengetahuan. Nabi
Muhammad SAW dalam sebuah pesan tentang
pendidikan diarahkan pada pembentukan akhlak mulia, pengajaran baca tulis,
berenang dan memanah atau menembak, memberinya makan yang halal, serta
menikahkanya ketika sudah dewasa. Kata berenang dan memanah mengandung filosofi agar orangtua
menyiapkan generasi yang memiliki pribadi tangguh, kuat, berjiwa besar, etos
kerja tinggi, mampu menaklukkan dasyatnya gelombang kehidupan.
Prinsip Hidup Positif, kelemahan pendidikan masa lalu Bangsa
Indonesia adalah kurang diarahkan pada prinsip-prinsip hidup positif, dinamis
dan kreatif. Dibeberapa daerah seperti di Jawa misalnya, sebagian masyarakat
memiliki prinsip hidup alon-alon waton kelakon atau narima ing pandum
( meneriama apapun adanya ) yang sangat berlawanan dengan prinsip hidup menurut
ajaran agama yang mengajarkan anti kemalasan, sikap gampang menyerah, suka
berkeluh kesah, dan cepat merasa puas. Lebih memperhatinkan kadang-kadang orang
melihat potensi dirinya terlalu rendah, padahal dizaman yang makin banyak
tantangan diperlukan insan yang tangguh, pekerja keras dan kreatif.
Dalam sebuah keluarga orangtua harus melihat potensi yang dimiliki
anggota keluarganya, memberi apresiasi dan dukungan pada setiap prestasinya,
menumbuhkan rasa percaya diri, menanamkan keberanian bertindak dan mengambil
resiko. Dalam menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif diperlukan
pembekalan skill yang bisa menambah rasa percaya diri dan ulet.
Maka dari itu fungsi keluarga, disamping sebagai wahana pembentukan
karakter, juga sosialisasi nilai-nilai termasuk nilai-nilai kemasyarakatan. Sebagai
umat Muslim kita tidak boleh hanya memandang pendidikan suatu anak itu berhasil
dengan melihat prestasi akademik/sekolah si anak. Akan tetapi yang lebih
terpenting dari suatu pendidikan adalah bagaiman pendidikan itu bisa
mengarahkan anak pada prilaku-prilaku
yang baik sesuai dengan norma agama. Pendidikan agama sejatinya lebih
penting dibandingan dengan pelajaran-pelajaran lainnya sifatnnya duniawian yang
biasanya di ukur dengan kelulusan yang keluar lewat angka-angka yang belum
tentu benar. Seperti pelajaran Matematika, B. Indonesia, B. Inggris dan
IPA/IPS, disitu kecenderungan orang tua lebih takut kalau anaknya tidak bisa
menguasai pelajaran itu karena mereka nanti tidak akan lulus ujian, akan tetapi
orang tua tidak pernah takut ketika anaknya tidak bisa membaca Al Qur’an, tidak
hafal bacaan pesolatan, padahal itu nanti juga akan mendapatkan predikat lulus
atau tidak dalam suatu kehidupan.
Pendidikan yang paling baik bukan terdapat pada suatu lembaga
pendidikan seperti sekolah, tempat prifat, tempat les, atau tempat bimbingan
belajar. Akan tetapi pendidikan yang paling baik itu sejatinya ada dalam suatu
keluarga yang mempunyai peran utuh dalam mengarahkan anaknya menjadi pribadi
yang tangguh dalam ibadahnya dan tangguh dalam menghadapi kehidupan dunia.
Sehingga orang tualah yang seharusnya lebih dominan untuk membentuk karakter
anak, Ilmu Agama yang pertama diajarkan dalam keluarga, baru Ilmu Umum dan Ilmu
Sosial Kemasyarakatan. Ketika pondasi pemikiran anak awalanya adalaha Ilmu
Agama, Insyaallah dia akan mudah untuk dibentuk, akan tetapi ketika Ilmu Agama
dikesampingkan kemungkinan anak itu akan memiliki pribadi yang kurang kuat
dalam mancapai final kehidupan sesungguhnya yaitu menuju kehidupan yang kekal
abadi setelah dunia yang fana ini.
Langganan:
Postingan (Atom)