Minggu, 22 Desember 2013

Indahnya Pernikahan


Saudaraku………….
Nikah itu ibadah……. Nikah itu suci………..ingat itu……
Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena kecantikan, bisa karena keturunan, dan bisa karena
agama.
Jangan engkau jadikan harta, keturunan - maupun kecantikan sebagai alasan…………
karena semua itu akan menyebabkan celaka. Jadikan agama sebagai alasan……..
Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

Saudaraku……….
Tidak dipungkiri . bahwa keluarga terbentuk karena cinta……..
Namun…… jika cinta engkau jadikan sebgai landasan, maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.
Jadikanlah ” ALLAH ” sebagai landasan……
Niscaya engkau akan selamat Tidak saja dunia, tapi juga akherat…….
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan……
Niscaya Mawaddah (kasih), Sakinah (ketentraman) dan Rahmah (sayang) akan tercapai.

Saudaraku………..
Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw….
tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban, karena sang istri tercinta tidak mendengar kedatangannya.
Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya ketika lapar…….,
Menjahit bajunya yang robek……..

Saudaraku…………
Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu………
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu……
Jika itu engaku lakukan akan celaka….
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam & yang putih, tidak akan dapat melihat yang benar & yang salah…..
Lihatlah bagaimana Allah menegur ” Nabi “-mu tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan, hanya karena menuruti kemauan sang istri.
Tegaslah terhadap istrimu……………..
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah…….
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya……..
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth………..
Di bawah bimbingan manussia pilihan, justru mereka menjadi penentang…..
Istrimu bisa menjadi musuhmu………..
Didiklah istrimu…….. Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama - yang loyal terhadap tugas dakwah suami, Ibrahim. Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama - yang bisa menjaga kehormatannya……
Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang suami Muhammad saw menerima tugas risalah…..
Istrimu adalah tanggung jawabmu….
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah…..
Biarkan mereka menjadi wanita shalilah….
Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam……..
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu…

Saudaraku…….
Jika engkau menjadi istri………
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu……
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah ….
siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami…..
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya….
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.
Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu….
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu….
Jika itu kau lakukan…..
Kecintaannya terhadapmu akan memaksanya menjadi pendurhaka………..,jangan……….

Saudaraku……..
Jika engaku menjadi Bapak……
Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah bapak yang kasih seperti Muhammad saw
Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah……….
Ajaklah mereka taat kepada Allah…….
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti…….
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat…….
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan’an yg durhaka.
Mohonlah kepada Allah……….
Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih…..
Anak yang bisa membawa kebahagiaan.

Saudaraku……..
Jika engkau menjadi ibu….
Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh….
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu….
Jadikanlah mereka mujahid………
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah…..
Jangan biarkan mereka bermanja-manja…..
Jangan biarkan mereka bermalas-malas……….
Siapkan mereka untuk menjadi hamba yang shalih….
Hamba yang siap menegakkan Risalah Islam. ( Aamiin )

Jumat, 20 Desember 2013

Menata Langkah Menuju Walimah

TAIPEI, FORMMIT UTARATU – Hari Senin (21 Mei 2012) kemarin, seperti biasa diadakan kajian muslimah (KAMUS) di kampus NTUST. Temanya mungkin akan sangat menarik bagi para mahasiswi dan muslimah yang rata-rata masih single alias belum menikah. Tema Munakahat memang mungkin sering dibahas, tapi para muslimah tidak akan bosan dengan tema ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya yang hadir dalam kamus kali ini. Berikut ringkasan KAMUS yang disadur dari pengalaman para muslimah yang mengikuti Dauroh Munakahat di Chiayi University.
MUNAKAHAT - MENATA LANGKAH MENUJU WALIMAH
Oleh Hatta Syamsuddin , Lc dan Paramitha Messayu
I. SAATNYA UNTUK MENIKAH & TINGGALKAN PACARAN
Siapakah itu Yang sanggup kendalikan hawa nafsu  Seperti kuda liar Yang dikekang tali temali ? (Syair arab)
Ada yang ingin menikah? Kenapa anda ingin menikah?
Allah berfirman :
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka MENJAGA PANDANGANNYA, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah maha mengetahui yang mereka perbuat” (An-Nur: 30)
a.       Konsep Menundukkan Pandangan
  • Memandang lawan jenis dengan tujuan taladzdzudz (memuaskan nafsu) adalah tidak boleh.
  • Tujuan dari perintah menundukkan pandangan adalah untuk menghindari fitnah sehingga hati tetap bersih dan tidak terdorong untuk melakukan perbuatan yang keji.
  • Menundukkan pandangan itu TIDAK TALADZDZUDZ dan TIDAK MENIMBULKAN FITNAH Kisah Aisyah ra.
Hindari pacaran karena :
  • Pacaran penuh dengan kebohongan dan kemaksiatan
  • Pacaran berdampak sistemik bagi individu dan masyarakat
  • Pacaran bukan langkah menuju pernikahan
  • Tidak ada definisi yang jelas tentang pacaran, apalagi pacaran Islami
  • Boros Waktu dan Biaya
  • Bepergian dan Berduaan dengan non mahrom
  • Berhias dan mempercantik diri รจ Tabarruj
  • Angan-angan dan Zina Hati
  • Bersentuhan Tangan & Aktifitas mendekati Zina
  • Mengumbar pandangan dan rayuan
  • Belajar berbohong
  • Kesedihan atau  teror saat putus melanda
Mari kita simak kalimat berikut
Cara untuk belajar menjadi istri yang TERBAIK adalah melalui SUAMI. Cara menjadi suami yang terbaik, hanyalah melalui ISTRI. Tidak bisa melalui PACARAN. Pacaran hanya mengajarkan bagaimana menjadi PACAR TERBAIK. Bukan SUAMI atau ISTRI terbaik”.
II. MELURUSKAN MOTIVASI & NIAT MENIKAH
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan motivasi dan niat
  • Hati-hati dengan NIAT Riya’ dan sum’ah
  • BERSEGERA dan TERGESA-GESA akan SANGAT dirasakan ketika TELAH menikah SAMARA tercipta ???
  • Pernikahan yang TERGESA-GESA mendatangkan KESENGSARAAN dan KETIDAKBAHAGIAAN
Perbedaan antara terges-gesa dengan menyegerkan adalah Tanda-tanda hati
“Kalau kita menyegerakan nikah karena niat yang jernih, insya-Allah hati kita akan merasakan sakinah, yaitu ketenangan jiwa saat menghadapi masalah-masalah yang harus diselesaikan. Kita merasa yakin, meskipun harapan dan kekhawatiran meliputi dada. Kita merasa tenang, meskipun ada sejumlah masalah yang membebani dan menyita perhatian”
“Lain halnya dengan tergesa-gesa. Ketergesa-gesaan ditandai oleh perasaan tidak aman dan hati yang diliputi kecemasan yang memburu. Seperti berdiri di depan anjing galak yang tidak pernah kita kenal, ada perasaan ingin untuk cepat-cepat berlari pergi menjauhi tempat itu. Kalau berlari, takut dikejar dan terjatuh. Kalau tetap berdiri di dekatnya, tidak ada kepastian dan ada kekhawatiran jangan-jangan anjing itu Menggigit”
Tanyakanlah pada hati NURANIMU
Renungan Umum NIATAN KITA
Sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan niatnya, dan bagi setiap orang akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan niatnya (HR Bukhori Muslim)
Renungan khusus NIATAN NIKAH
” Barang siapa menikahi seorang wanita karena memandang KEDUDUKANNYA, maka Allah akan menambah baginya kerendahan,
Barang siapa menikahi wanita karena memandang HARTA BENDANYA, Allah akan menambah baginya kemelaratan,
Barang siapa menikahi wanita karena KECANTIKANNYA,  Allah akan menambah baginya kehinaan.
“ Dan barang siapa menikahi seorang wanita karena ingin MENUNDUKKAN PANDANGANNYA DAN MENJAGA KESUCIAN FARJINYA, atau ingin MENDEKATKAN IKATAN KEKELUARGAAN maka Allah akan memberkahi bagi isterinya dan memberkahi isterinya baginya “
( HR Thabrani )
MOTIVASI / NIAT PERNIKAHAN
  • Menggapai Mardhotillah
  • Melaksanakan Sunnah Rasulullah
  • Menundukkan Pandangan
  • Menjaga Kemaluan
  • Memperluas Silaturahmi
  • Mencetak Generasi  pejuang dakwah Islam
 III.                 BEKAL PERNIKAHAN
Pernikahan sebagai ibadah, memerlukan kesiapan & persiapan. Ia tuk yang mampu, bukan sekedar mau. “Ba’ah” adalah parameter kesiapannya. ”Ba’ah” di makna utama (seksual) & makna tambahan (mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat baligh. Persiapan Pernikahan adalah proses perbaikan diri nan tak pernah usai.
1.       BEKAL ILMU & FIKROH
  • Mengetahui Urgensi dan Manfaat pernikahan
  • Mempunyai visi dan misi yang jelas tentang pernikahan
  • Mengetahui hak dan kewajiban suami istri
  • Memahami hukum-hukum dasar seputar hubungan suami istri, anak dan keluarga
  • Ilmu Komunikasi
2.       BEKAL MENTAL & PSIKOLOGIS
  • Siap mencintai
  • Siap bertanggung Jawab
  • Siap menerima kekurangan
  • Siap mendidik dan meluruskan
  • Kesiapan menerima anak
MENIKAH itu bukan HAL yang INDAH-INDAH SAJA
3.       BEKAL FISIK
  • Sehat Jasmani dan Rohani
  • Mampu melakukan kewajiban sebagai suami istri
  • Siap menjaga fisik dan kebugaran sebagai amanah pernikahan
4.       BEKAL FINANSIAL
  • Memahami segenap konsekuensi kehidupan rumah tangga
  • Mempunyai kemandirian finansial dalam batas-batas tertentu
  • Siap mencari dan mengembangkan penghasilan yang sudah ada
  • Siap menyediakan mahar dan biaya pernikahan*
*syarat dan ketentuan berlaku
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui (AnNur:32)
5.       BEKAL RUHIYAH
  • Kesiapan HATI yang dekat dengan Allah SANGAT MENENTUKAN
“Kamu harus memilih calon suami (putrimu) yang taat beragama. Sebab, jika dia mencintai putrimu, dia akan memuliakannya. Dan jika dia kurang menyukai (memarahinya), dia tidak akan menghinakannya.”
  • Siap mencintai
  • Siap bertanggung Jawab
  • Siap mendidik dan meluruskan
  • Siap menerima ujian
QS: Ali-Imran: 14
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Kemampuan untuk SABAR dan SYUKUR
Bagaimana kau akan berjuang sebagai suami/isteri ayah/ibu untuk men-SYURGA-kan keluargamu???
IV.                KRITERIA PASANGAN SEJATI
1.       AGAMA / AD-DIEN
Apa yang dimaksud dengan AGAMA ?
  • PEMAHAMAN : Aqidah & Keyakinan
  • PENGAMALAN : Konsistensi dalam Ibadah
  • KEPRIBADIAN : berhubungan dengan akhlak
2.       SUBUR & PRODUKTIF
Diriwayatkan oleh Ma’qal bin yasar ra : Seseorang datang kepada Nabi SAW : Aku suka dengan seorang perempuan yang cantik dan dari keturunan terhormat, tetapi dia tidak subur (mandul), apakah aku boleh menikahinya ? “. Rasulullah SAW menjawab : “Tidak “. Kemudian orang tadi mendatangi beliau sekali lagi,dan Rasulullah SAW pun kembali melarangnya. Demikian berturut-turut hingga yang ketiga Rasulullah SAW mengatakan : ” Nikahilah (wanita) yang romantis dan subur, karena sesungguhnya aku berbangga dengan banyaknya umat ini (di hari kiamat) ” (HR Abu Daud, Hakim, An-Nasa’i. Albani mengatakan : Hasan Shohih)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda : Seorang wanita dinikahi karena empat hal : hartanya, nasab keluarganya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah yang baik agamanya, niscaya engkau akan beruntung“ (HR Bukhori dan Muslim)
3.       GADIS / PERAWAN
Dari Jabir bin Abdullah ra, ia berkata : Aku menikah kemudian aku datangi Rasulullah SAW, lalu beliau bertanya : “ Apakah engkau sudah menikah wahai Jabir ?” . Aku menjawab : “ Benar”. Belia bertanya kembali : “ Apakah dengan janda atau gadis ? “ .Maka aku menjawab : “ dengan seorang janda “ . Beliaupun berkata : “ Mengapa bukan seorang perawan hingga engkau bisa bermain dengannya dan ia pun bisa bermain2 dengan mu ? “(HR Bukhori dan yg lainnya)
4.       KRITERIA “BOLEH” LAINNYA
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda : Seorang wanita dinikahi karena empat hal : hartanya, nasab keluarganya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah yang baik agamanya, niscaya engkau akan beruntung” (HR Bukhori dan Muslim)
5.       BUKAN KERABAT DEKAT, hikmah
  • Memperluas persaudaraan dan ta’aruf antar suku atau daerah, sebagaimana tersirat dalam surat Al-Hujurot ayat 13
  • Menjauhkan dari kemungkinan “memutus tali persaudaraan “ , karena bisa terjadi pasangan dari kerabat dekat yang berselisih akan memperluas wilayah konflik menjadi pemutusan hubungan kekerabatan.
  • Menjauhkan dari keturunan yang lemah, sebagaimana dibuktikan dalam kedokteran genetika modern, dan telah disampaikan Rasulullah SAW sejak lama.
V.                   PROSES LANJUTAN
1.       PENCARIAN DAN REFERENSI
And the MAK COMBLANG is …….
  • Orang Tua
  • Keluarga Besar
  • Ustadz atau Pembimbing
  • Sahabat
Dari Abu Hurairah ra , Rasulullah SAW bersabda : “ Ada tiga orang yang wajib bagi Allah menolongnya : orang yang berjihad di jalan Allah, budak ‘Mukatib’ yang ingin membayar pembebasannya, dan seorang yang ingin menikah untuk menjaga dirinya “ (HR Tirmidzi)
Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah tentang sebab wurudnya hadits di atas : Datang seorang laki-laki pada Rasulullah SAW dan berkata : Ya Rasulullah, kami mempunyai seorang anak gadis yatim yang dikhitbah oleh dua orang, yang satu miskin dan yang satu adalah orang kaya. Dia (anak gadis kami) cenderung (cinta) pada yang miskin, sementara kami lebih menyukai pada yang kaya. Maka Rasulullah bersabda : “ Tidak pernah terlihat (lebih menakjubkan) bagi dua orang yang saling mencintai seperti pernikahan “(Kitab Al-Luma’ fi asbabil wurud hadits)
2.       TA’ARUF
  • Didahului dengan Persetujuan Awal kedua belah pihak paska mendapatkan referensi
  • Forum untuk mengenal lebih jauh. Pembicaraan fokus dan terarah.
  • Tidak ada berduaan, ditemani mahrom/perantara,
  • Boleh melihat ( Nadhor) sewajarnya
  • Tidak berkelanjutan terus menerus dalam waktu lama, tetapi segera istikhoroh dan  istisyaroh untuk mengambil keputusan
Dari Jabir ra, Rasulullah SAW bersabda : jika seorang dari kalian mengkhitbah seorang wanita, dan jika bisa melihat dari wanita tersebut apa2 yang akan mengundangnya untuk menikah, maka lakukanlah ” (HR ABu Daud)
3.       KHITBAH
  • Janji kepada ORANGTUA pihak perempuan untuk menikahi PUTRInya
  • Status telah dikhitbah tidak menjadikan batasan syar’I ikhwan dan akhwat menjadi longgar
  • Permasalahan 1: Jarak waktu yang lama antara khitbah dan pernikahan,
  • Permasalahan 2 : Double khitbah ( mungkinkah ? )
Seorang beriman saudara bagi mukmin lainnya, tidak halal baginya menjual atas jualan saudaranya, tidak pula mengkhitbah (wanita) yang telah dikhitbah saudaranya, sampai ia meninggalkannya. (HR Ahmad dan Muslim
4.       MAHAR
  • Tidak memberatkan calon mempelai pria
  • Tidak mengurangi kehormatan Keluarga wanita
  • Disesuaikan dengan adat dan kebiasaan yang ada
  • Tidak hanya bernilai materiil tapi juga sejarah dan kemuliaan lainnya
5.       WALIMAH
Adab walimah :
  • tidak ada makanan yang haram atau yg buruk
  • tidak ada percampuran antara tamu laki dan perempuan
  • tidak ada acara yang mengumbar aurat dan kesia-siaan
  • tidak hanya orang kaya yang diundang, tp juga para miskin dan anak yatim
  • tidak berlebih-lebihan apalagi bermewah-mewahan
  • tidak ada ritual khusus yang mengarah pada kemusyrikan
Akhir kata, semoga artikel tentang munakahat ini dapat menjadi informasi yang bermanfaat.
Wassalamualaikum wr wb. (Emy, Dini/Kemuslimahan FORMMIT Utaratu)

Menikah, Menjemput Janji Allah di Telaga Kenikmatan

NIKAH MEMBUKA PINTU REZEKI

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.”1

Berkaitan ayat tersebut, Umat bin Khattab ra berkomentar,
“Aku heran dengan orang yang tidak mau mencari kekayaan dengan cara menikah. Padahal Allah berfirman : Jika mereka miskin, maka Allah akan membuat mereka kaya dengan Keutamaan-Nya”

Nabi saw juga menguatkan ayat tersebut. Sabda beliau,
Dari Aisyah, “Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¨

Sabda beliau yang lain:
“Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka”

“Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka”4
“Menikah adalah salah satu cara membuka pintu rezeki”. Mungkin karena begitu banyaknya pintu rizki itu dan ternyata menikah adalah salah satu dari pintu-pintu itu.
Bisa jadi tidak ada bukti ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan untuk membuktikan hal ini, karena keyakinan ini akan didapat hanya dengan paradigma Iman, keyakinan yang utuh dan tidak ragu sedikitpun atas janji Allah sebagai Tuhan pemberi rizki pada semua makhluk-Nya.
Saat pertama kali dihadapkan dengan pertanyaan ‘menikah’ dalam hidup saya, perasaan ragu, bimbang, takut dan tidak percaya diri berkecamuk dalam pikiran, mengingat saya hanya seorang buruh berpenghasilan 500 ribuan perbulan.
Membayangkan bagaimana saya bisa mencukupi kebutuhan keluarga, susah sekali saya menemukan keyakinan, apalagi bukti— bahwa seorang saya hanyalah menjadi perantara Allah memberi rezeki kepada makhluk-Nya yang ditakdirkan menjadi istri atau anak kelak.
Tapi pernikahan memang tidak bisa dihitung secara matematis, karena campur tangan Allah sungguh dominan disana. Jika kesiapan menikah diukur dari kemampuan materi, sungguh nestapanya orang-orang papa.
Apalagi setelah saya bekerja di negara orang seperti saat ini, saya menemukan banyak teman kerja dari Indonesia yang sudah mempunyai posisi bagus dan berpenghasilan di atas 50 juta tapi masih belum mampu menemukan keyakinan dalam hatinya untuk mengakhiri masa lajangnya.
Lalu apa sebenarnya janji Allah untuk orang-orang yang akan melangsungkan pernikahan? Sepanjang yang saya pahami inilah kira-kira janji Allah yag harus kita jemput.
“Dan nikah­kanlah orang–orang yang sen­dirian di an­tara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba–ham­ba sahayamu lelaki dan hamba-hamba sahaya yang per­em­puan, Jika mereka mis­kin Allah akan meng­ayakan mereka dengan karuniaNya. Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur [24] : 32)
Dari ayat ini dengan sangat jelas Allah Subhanahu wa ta’aala ber­janji akan meng­ayakan orang yang mis­kin jika mereka menikah karena meng­harapkan ridhoNya. Dimana janji Allah merupakan sesuatu yang pasti dan tidak per­nah Ia ing­kari.
Oleh karena itu tidak ada lagi yang mem­buat kita ragu untuk menikah. Melang­kah­lah dengan pasti menuju keridhoan Allah Azza wa Jalla dengan men­jalankan salah satu syari’at-Nya yaitu menikah.
Ada pula sabda Rasulullah, “Menikahlah maka kau akan menjadi kaya”. Mungkin secara logika akan sangat sulit dibuktikan statemen-statemen tersebut. Sebuah keniscayaan, akan banyak pertanyaan paling rewel dari makhluk bernama manusia, “Bagaimana mungkin saya akan menjadi kaya sedangkan saya harus menanggung biaya hidup istri dan anak?”
Dalam beberapa hal yang berkaitan dengan interaksi sosial juga tidak bisa lagi saya sikapi dengan gaya para lajang yang simple, cuek serta penuh dengan konsep-konsep idealis. Contoh saja, kalau ada keluarga mertua, tetangga atau teman yang hajatan, menikah dan sebagainya.
Sunatullah berbanding lurus dengan keyakinan manusia, dengan sepenuh keyakinan hati dan iman, mari kita jemput janji Allah di telaga kenikmatan bernama MENIKAH.
Loh kenapa telaga kenikmatan? Menikahlah segera, niscaya anda akan tahu jawabnya. Wallahu’alam.


Menikah Termasuk Kunci Pembuka Pintu Rezeki

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An Nuur: 32)

Pernikahan mungkin benar sebagai pembuka pintu rezeki.
Benarlah nasehat para ulama bahwa pernikahan adalah sumber rezeki. Sebaliknya, perceraian bisa merugikan bagi kekayaan anda.

Survei yang melibatkan 9.000 orang menunjukkan perceraian menurunkan kekayaan seseorang hingga 77 persen. "Cerai menyebabkan menurunnya kekayaan jauh lebih
besar daripada sekadar membagi rata harta gono-gini," kata Jay Zagorsky dari Ohio State University.

Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu 1985 hingga 2000. Pada tahun 1985,
rata-rata usia pasangan yang disurvai antara 21 hingga 28 tahun.
Sebaliknya, pernikahan itu sendiri membuat seseorang lebih kaya daripada sekedar
menggabungkan kekayaan kedua pasangan. Setiap orang yang menikah, rata-rata memperoleh jumlah kekayaan dua kali lipat.

Hanya dari faktor pernikahan, tanpa melibatkan faktor lain dalam perhitungan,
seseorang meningkat kekayaannya sekitar 4 persen setiap tahun. Temuan tersebut
dijelaskan dalam Journal of Sociology.

"Jika Anda benar-benar ingin meningkatkan kekayaan, menikahlah dan pertahankan,"
kata Zagorsky. Di lain pihak, lanjutnya, hindari perceraian karena akan menurunkan kekayaan.


Setelah bercerai, pria memiliki kekayaan rata-rata 2,5 kali lebih besar daripada
wanita. Selisih di antara keduanya rata-rata berkembang menjadi sekitar 5.100
dollar AS saja.

Pada orang yang akhirnya bercerai, kekayaannya terus merosot selama empat tahun
menjelang perceraiannya dan mencapai titik terendah pada tahun perceraiannya.
Kekayaannya kembali naik perlahan setelah bercerai namun tidak terlalu besar. "Bahkan sekitar sepuluh tahun setelah bercerai, rata-rata kekayaannya di bawah 10 ribu dollar AS," kata Zagorsky.

Menurutnya, penelitian ini bukanlah sebagai pembenaran, tapi paling tidak ada
alasan yang dapat menjelaskan. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa hidup
bersama membuat pasangan lebih efisien dan pengeluaran lebih
murah ketika hidup serumah.

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika
mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha
Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An Nuur: 32)

Maha Benar Allah dengan segala firmanNYA....

 

Rabu, 18 Desember 2013

Aku Siap Menghantarkanmu Kesurga Dengan Menikahimu Dengan Semupurna



Menikah... Bukan sekedar pesta yang riuh oleh kerabat, relasi penting ,bukan ajang pamer tamu kehormatan, panggung megah, dekorasi wah atau pesta yang meriah.. Menikah... Bukan sekadar membentuk tim kerja untuk menghasilkan uang untuk membeli segala jenis harta yang melimpah.. Bukan sekedar sarana belajar memasak, menjahit bagi istri dan sarana belajar membetulkan peralatan listrik bagi suami.. Menikah... Bukan sekedar menyamakan hobi dan kegemaran sehingga sampai ada adagium humor: Kalau dua-duanya doyan musik, berar
ti ada gejala bisa langgeng.. Kalau sama-sama suka seafood berarti masa depan cerah... (That simple ?! Menikah bukan sekedar itu…
Menikah berbeda dengan perumpamaan sepasang sandal, yang hanya punya aspek kiri dan kanan.. Menikah adalah penyatuan dua manusia.. pria dan wanita. Dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya... So, Menikah adalah ... Menyatukan dua isi kepala, dua ide, dua impian menjadi sesuatu yang besar, Bermakna, tak hanya untuk kita, pasangan dan keluarga namun juga untuk orang lain di sekitar.
Menikah adalah Memutuskan berlabuh di satu pantai, ketika ratusan kapal pesiar gemerlap memanggil-manggil. Menikah adalah cara meraih sempurnanya agama, hingga menikah dikatakan sempurna menjalani setengah dien. Menikah adalah Keberanian untuk menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan. Memupuk toleransi tingkat tinggi dan memaklumi pasangan apa adanya.
Menikah membutuhkan kelapangan hati untuk melebur kata ‘aku’ dan ‘kamu’ menjadi ‘kita’. Menikah adalah proses pendewasaan seseorang untuk lebih berani mengambil sikap dan memutuskan bahkan untuk urusan terkecil sekalipun. Kerjasama hebat untuk bergerak, bersinergi untuk mendapatkan tiket surgaNya. Menikah adalah Universitas kehidupan dimana cobaan materi, hati, iman adalah ujiannya. Menikah adalah belajar memaafkan dan belajar berkata “baiklah, itu salahku, akan kucoba memperbaikinya” . Belajar berkomunikasi dua arah, dimana kita tidak berbicara: ” Kamu harus mengerti keinginanku!’, namun harus berani bicara “aku memahami kamu, aku memahami apa yang kamu mau dan cita2kan, mari bersama membangunnya”
Menikah Mengajari kita begitu banyak tentang hidup, tentang bagaimana mencintai Allah dengan sempurna melalui kecintaan kita pada pasangan. Semoga setiap kita meraih pernikahan berkah ..Aamiin.

Rabu, 25 September 2013

PIDATO MEGATRUH - WS RENDRA


Ya. Inilah judul pidato kebudayaan saya malam ini. Megatruh. Megat-ruh. Megat artinya memutus. Jadi: megatruh adalah memutus ruh. Suasana dukacita yang mendalam. Bukan suasana perasaan semata, tetapi suasana ruh yang putus dan berada dalam alam kelam.

Mengapa begitu ?

O, AKAL SEHAT JAMAN INI !

BAGAIMANA MESTI KUSEBUT KAMU ?

KALAU LELAKI KENAPA SEPERTI KUWE LAPIS ?

KALAU PEREMPUAN KENAPA TIDAK KEIBUAN ?

DAN KALAU BANCI KENAPA TIDAK PUNYA KEULETAN ?

AKU MENAHAN AIR MATA

PUNGGUNGKU DINGIN

TETAPI AKU MESTI MELAWAN

KARENA AKU MENOLAK BERSEKUTU DENGAN KAMU !

KENAPA ANARKI JALANAN

MESTI DITINDAS DENGAN ANARKI KEKUASAAN ?

APAKAH HUKUM TINGGAL MENJADI SYAIR LAGU DISCO ?

TANPA PANCAINDRA UNTUK FAKTA

TANPA KESADARAN UNTUK JIWA

TANPA JENDELA UNTUK CINTA KASIH

SAYUR MAYURLAH KAMU

DIBIUS PUPUK DAN INSEKTISIDA

KAMU HANYA BERMINAT MENGGEMUKKAN BADAN

TIDAK MAMPU BERGERAK MENGHAYATI CAKRAWALA

TERKESIMA

TERBENGONG

TERHIBA-HIBA

BERAKHIR MENJADI HIDANGAN PARA RAKSASA

O, AKAL SEHAT JAMAN INI

KERNA MENOLAK MENJADI EDAN

AKU MELAWAN KAMU !

Para hadirin yang terhormat

Perkenankanlah saya mengulang apa yang sudah saya ucapkan dalam beberapa wawancara dengan pers. Adalah kodrat manusia bahwa ia mengandung Daulat Alam dan Daulat Manusia di dalam dirinya. Kebudayaan yang kita warisi dari leluhur banyak merenungkan dan menghayati Daulat Alam di dalam kehidupan: kelahiran, kematian, perjodohan, nasib rezeki, penghayatan pancaindra, penghayatan badan dan penghayatan alam semesta.

Tetapi merenungkan Daulat Manusia tidak pernah tuntas. Daulat manusia terbatas sekali oleh sifat alam dalam dirinya. Terutama sekali terbatas oleh kelahirannya. Kalau lahir sebagai orang bawah, sebagai orang miskin, sebagai orang tanpa pendidikan, atau sebagai orang perempuan, sukar untuk meningkat keatas, karena tatanan masyarakat diatur seperti tatanan didalam alam: yang tikus tetap tikus, yang kucing tetap kucing, yang kambing tetap kambing, yang macan tetap macan. Hanya para jagoan saja yang bisa menerobos tatanan masyarakat yang seperti itu. Misalnya Ken Arok, si anak jadah dan kriminal jalanan yang akhirnya bisa menjadi raja itu; atau Gajah Mada, tukang pukul yang akhirnya bisa menjadi mahapatih; atau Untung Surapati, seorang hamba sahaya yang bisa meningkat menjadi pahlawan atau jagoan; atau Ir. Soekarno, seorang anak guru yang bisa menjadi Presiden Indonesia yang pertama; atau orang-orang melarat yang bisa menjadi konglomerat. Oh ya, akhirnya banyak juga jagoan-jagoan dalam berbagai bidang bisa muncul. Tetapi kejagoannyalah yang membuat ia mampu mendobrak tatanan hidup yang resmi, yang sebenarnya tidak banyak memberi hak kepada khalayak banyak untuk memperkembangkan Daulat Manusia mereka.

Para pemimpin bangsa kita, dari sejak zaman raja-raja dahulu kala, memang tidak pernah menaruh perhatian kepada pengembangan Daulat Manusia pada umumnya. Saat Aristoteles, filsuf Yunani (384-322SM) menulis buku "Politica", menerangkan hak rakyat untuk memilih pemimpin bangsanya, dan tidak membenarkan adanya tirani kekuasaan, para pemimpin bangsa kita masih hidup dalam kegelapan sejarah dan jelas tidak berminat pada filsafat. Dan pada waktu Raja John dari Inggris mengesahkan Undang-Undang yang disebut orang sebagai Magna Carta, yaitu tahun 1215, raja mengakui kejelasan hak-hak bangsawan bawahannya dan juga hak-hak rakyat yang harus ia hormati dan tak mungkin ia langgar.

Jawa pada saat itu berada dalam pemerintahan Tunggul Ametung yang sebentar lagi akan digantikan oleh Ken Arok. Kedua penguasa dari Jawa itu tak pernah memikirkan atau mengakui UU apapun. Sabda raja itulah UU bagi rakyat. Sebagaimana dalam alam bahwa yang kuat itu yang menang. Maka tatanan masyarakat leluhur kita itupun berlandaskan kenyataan bahwa yang kuat itu yang benar (might is right). Dan yang terkuat dalam di dalam masyarakat tentunya raja. Jadi sabda raja (dekrit raja atau Keppraj, yaitu keputusan raja) yang menjadi sumber kebenaran.

Tentu saja seorang raja Jawa tidak diperkenankan untuk sewenang-wenang. Ia diharapkan untuk Ambeg Paramarta serta menghayati Hasta Brata. Tetapi bila ternyata raja tidak memenuhi harapan itu, dan kejam seperti Amangkurat Tegalarum atau menjijikkan seperti Amngkurat II, ya tidak ada sanksi apa-apa sebab ia kuat, ia raja.

Selanjutnya pada tahun 1295 Raja Edward dari Inggris memperbaiki hak-hak parlemen. Dia mengatakan bahwa hanya parlemen yang bisa mengubah hukum. Hal ini bersamaan dengan saat akhir pemerintahan Kertanegara dari Singasari dan munculnya Majapahit dibawah pimpinan Raden Wijaya. Kedua penguasa itu, boro-boro punya parlemen, punya kitab UU sebagai landasan pemerintahannya pun tidak. Sabda raja tetap unggul di atas segala-galanya. Hal itu bukan pertanda kebudayaan bangsa kita rendah. Lihatlah candi-candi yang indah, seni membuat keris, syair-syair dari Empu Kanwa, Empu Sedah, Empu Panuluh. Raffles mengagumi karya sastra leluhur kita. Waktu pulang ke Inggris, setelah selesai tugasnya di Jawa, ia membawa 30 ton benda sastra dan seni dari Jawa. Kemudian dengan rasa kagum ia laporkan dan dikupas dalam bukunya "The History of Java". Tetapi didalam kebudayaan Jawa yang tinggi itu, para pujangga dan para rajanya ternyata tak pernah sadar akan perlunya hak-hak konstitusional bagi rakyatnya, yang dilindungi oleh pelaksanaan UU yang berlaku. Di zaman pemerintahan Hayam Wuruk, menurut buku Negarakertagama yang ditulis oleh Empu Prapanca, pada pupuh 73 digambarkan bahwa Hayam Wuruk bersifat adil dalam melaksanakan UU Agama, yang sebenarnya dituliskan dalam kitab yang berjudul Kutara Manawadharmasastra. Bahkan Demung Sora, seorang menterinya dihukum mati karena telah membunuh Mahisa Anabrang yang tak berdosa. Dengan begitu Demung Sora telah melanggar pasal Astadusta dari Kitab UU Kutara Manawadharmasastra itu. Namun begitu tidak tercantum di dalam Kitab UU itu hak rakyat untuk punya perwakilan dan ikut menentukan jalannya pemerintahan. Sementara itu di Inggris pada tahun 1649 Raja Charles I dihukum pancung karena dianggap melecehkan parlemen, dan untuk sementara Lord Cromwell diangkat menjadi pelindung parlemen dengan gelar Lord Protector pada tahun 1653. Itulah tahun-tahun berkuasanya Amangkurat I yang kejam, yang sibuk membina kekuasaan yang absolut dan pemerintahan yang ketat dan memusat, yang membuat kehidupan masyarakat menjadi sumpek dan akhirnya dibenci oleh rakyat. Dan waktu John Locke, filsuf dan sastrawan Inggris menulis dua esai tentang pemerintahan yang ideal, yang menghormati hak milik warganegara dan berkewajiban melindungi segala milik warganegara itu, di Mataram berkuasa Amangkurat II yang memerintah di Karta Sura dengan sewenang-wenang, sombong, kekanak-kanakan, pengecut dan keras kepala. Ia telah membunuh bapaknya Amangkurat I yang tengah sekarat di Tegalarum. Lalu mengkhianati sahabatnya Trunijoyo. Menggadaikan Semarang kepada VOC. Dan menyewakan tebang hutan dari beberapa wilayah kepada para cukong. Lalu para cukong menjual kayunya atau hak tebang hutannya pada VOC. (Saya teringat pada sistem HPH dewasa ini. Ternyata pelopornya adalah Amangkurat II dengan asprinya yang bernama Adipati Suranata). Ya, Amangkurat II inilah pelopor kebangkrutan Mataram, yang sebenarnya memang sudah salah membangun sejak rajanya yang pertama yaitu Panembahan Senopati. Sebab raja-raja pendahulu Dinasti Mataram ini salah mengira bahwa stabilitas negara itu adalah pemusatan kekuasaan.

Tetapi di Inggris, sejak zaman Ken Arok, Kertanegara atau Raden Wijaya, para penguasanya atau raja-rajanya mau mengakui daulat hukum disamping daulat raja, bahkan pada akhirnya, sejajar dengan zaman Majapahit, raja Inggris mau mengakui adanya daulat rakyat, ternyata negaranya terus stabil. Bukan berarti tanpa pergolakan. Wah, justru banyak pergolakan politik di sana. Tetapi kepastian hidup rakyat makin lama makin stabil. Dan ternyata dinasti raja-raja mereka tetap lestari bergengsi sampai zaman ini, sehingga negaranya bisa maju. Sebab kemajuan negara itu tidak mungkin diciptakan penguasa. Paling jauh penguasa itu hanya bisa menyeret bangsanya maju setahap saja, tetapi perkembangan bertahap-tahap seperti di Inggris (dari tahap pertanian ke tahap filsafat, perdagangan, ilmu pengetahuan, teknologi modern, industri dan kebudayaan cybernetic) hanyalah bisa dicapai dengan kemampuan rakyat yang selalu maju berkat dukungan daulat rakyat, yang dilindungi oleh daulat hukum. Tidak ada contohnya dalam sejarah dunia bahwa pemerintahan yang totaliter bisa memajukan bangsa dalam tahap-tahap perkembangan budaya. Di kala dipimpin oleh pemerintah yang totaliter, meskipun sudah mencapai teknologi tinggi, seperti Jepang, Korea dan Jerman, rupanya budaya filsafat, sosial dan ekonomi macet. Baru setelah daulat hukum dan daulat rakyat berlaku, maka ketiga negara itu bisa melewati berbagai tahap budaya dengan pesat, hingga kini harus diperhitungkan sebagai kekuatan yang ikut menentukan perkembangan budaya dunia.

Sebaliknya para raja Mataram yang maniak akan sentralisasi kekuasaan itu, tidak pernah bisa membawa kemajuan kepada rakyat Jawa. Dipandang dari segi kepentingan rakyat, raja-raja Mataram adalah raja-raja yang gagal. Tidak ada kharisma mereka, sehingga gagal menyatukan Jawa. Sebelum ada Mataram, menurut laporan orang Portugis Jono de Barros, orang Jawa itu angkuh, berani, berbahaya dan pendendam. Kalau tersinggung perasaannya sedikit saja, terutama kalau disentuh kepala atau dahinya, terus mengamuk membalas dendam. Seorang Portugis yang lain, Diego de Couto melaporkan bahwa ia mengagumi kecakapan berlayar orang-orang Jawa, bahasa Jawa yang selalu berkembang dan punya aksara sendiri, namun mereka begitu angkuh sehingga menganggap bangsa lain lebih rendah. Maka kalau orang Jawa lewat dijalan, dan melihat ada orang bangsa lain yang berdiri di onggokan tanah atau suatu tempat lain yang tinggi dari tanah tempat ia berjalan, apabila orang itu tidak segera turun dari tempat semacam itu, maka ia akan dibunuh oleh orang Jawa itu. Sebab ia tidak akan memperkenankan orang lain berdiri ditempat yang lebih tinggi. Juga orang Jawa tak akan mau menyunggi beban di atas kepalanya, biarpun ia diancam dengan ancaman maut. Mereka adalah pemberani dan penuh keyakinan diri dan hanya karena penghinaan kecil saja bisa melakukan amuk untuk balas dendam. Dan meskipun ia telah ditusuk-tusuk dengan tombak sampai tembus, mereka akan terus merangsek maju sehingga dekat kepada lawannya. Bagaimanapun ekstremnya gambaran itu, pada intinya orang-orang Jawa itu terlihat tangkas, berani, berstamina, dan percaya pada diri secara luar biasa. Dan nyatanya di zaman kerajaan Demak dan Banten, saat kedua laporan itu ditulis, orang-orang Jawa menguasai setiap jengkal dari tanahnya. Tak ada kekuatan asing yang bisa melecehkan kedaulatan tanah air mereka. Banten dan Demak bebas dari kekuasaan asing. Semarang dan Jepara menjadi tempat galangan kapal yang memprodusir kapal-kapal besar dan kecil dalam produktivitas yang tinggi. Arsitektur mengalami perkembangan yang besar. Atap Limasan, gandok, pringgitan dan pendopo joglo yang lebih besar diciptakan (sebelumnya pendopo itu kecil seperti gazebo). Orkestrasi gamelan berkembang karena diciptakannya gambang penerus, bonang penerus dsb. Variasi kendang-kendangpun bertambah. Lalu tembang-tembang Mocopat muncul sebagai eksperimen baru. Pertunjukan wayang kulit ditambah dengan kelir dan blencong. Santan dan minyak goreng ditemukan. Begitu pula krupuk, trasi dan penganan-penganan dari ketan bertambah variasinya. Masakan pepes dan kukus juga diketemukan. Lalu soga untuk pewarna kain batik, genting dari tanah liat, dan baju yang berlengan dan berkancing. Semua itu tentu saja merupakan pengaruh asing. Barangkali pengaruh dari Cina dan Campa. Tetapi daya adaptasi dan mencerna rakyat terhadap unsur-unsur baru sangat kreatif. Keunikan sastra suluk di zaman itu lebih lagi membuktikan kemampuan orang-orang Jawa untuk beradaptasi tanpa kehilangan diri, bahkan bisa unik. Mereka penuh harga diri dan pasti diri. Ini semua karena mereka merasa punya jaminan kepastian hidup. Dan kepastian hidup ada karena adanya daulat hukum yang tertera dalam kitab "Salokantara" dan "Jugul Muda" ialah kitab UU Demak yang punya landasan syari 'ah agama islam, yang mengakui bahwa semua manusia itu sama derajatnya, sama-sama khalifah Allah di dunia. Raja-raja Demak sadar dan ikhlas dikontrol oleh kekuasaan para wali. Raja-raja Demak berkuasa hanya selama 65 tahun. Tetapi mereka adalah pahlawan bangsa yang telah memperkenalkan daulat hukum kepada bangsanya, yang akan terus membekas sampai kepada Mohammad Syafei, HOS Cokroaminoto dan tokoh-tokoh pembela hak azazi manusia (HAM) dewasa ini. Sayang, begitu muncul Panembahan Senopati, rasa hormat pada daulat hukum itu dilecehkan. Sultan bergelar Sayidin Panatagama, dan terus sampai kepada seluruh keturunannya, kefanatikan terhadap kekuasaan raja yang mutlak dan sentralisasi kekuasaan itu dipertahankan. Rakyat disebut kawula (abdi) dan bukan warganegara. Hidup rakyat tidak pasti. Inisiatif mereka mulai terbatas. Banyak larangan untuk ini dan itu. Rakyat tak bisa mengontrol atau memberi tanggapan kepada kekuasaan. Maka daya hidup rakyat merosot. Yacob Couper, panglima tentara Belanda, menganggap daya tempur tentara Mataram sangat rendah. Sangat jauh dari deskripsi yang dilukiskan oleh Jono de Borros ataupun Diego de Couto. Sebenarnya saya sudah sering melukiskan perbedaan antara Mataram dan Demak ini berulang kali dalam wawancara-wawancara dengan pers. Tetapi sekarang, maafkanlah, perlu saya ulang lagi demi kejelasan argumentasi pembicaraan saya malam ini. Raja yang melecehkan daulat rakyat, akhirnya juga melecehkan daulatnya sendiri. Sebab daulat rakyatlah yang mendukung daulat raja. Sebagaimana daulat rakyat Inggris yang memungkinkan daulat raja Inggris bergema di seluruh dunia.

Dan menurunnya wibawa daulat rakyat Mataram juga menyebabkan daulat raja mereka semakin merosot. Sultan Agung tidak pernah bisa menjamah Batavia. Anaknya Amangkurat I lari terbirit-birit oleh pemberontakan Trunojoyo. Lalu pergi ke Tegal untuk mengemis perlindungan kepada VOC. Raja yang tidak mau berbagi kekuasaan dengan rakyat itu, malah mau berlindung dibawah ketiak orang asing yang bernama VOC. Belum sampai ke Tegal ia sudah sekarat. Dalam keadaan sekarat, ia diracun oleh anaknya yang punya sifat menjijikkan dipandang dari segi kemanusiaan yang beradab, yang kemudian menggantikannya dan bergelar Amangkurat II. Dan raja yang congkak, yang gila kekuasaan, si Amangkurat II ini suka berdandan seperti Belanda, secara diam-diam dileceh oleh Gubernur Cornelius Speelman sebagai "anak emas kompeni". Raja yang tambun ini menyebut Gubernur "Eyang" dan menyebut komandan militer lokal Belanda dengan sebutan "Romo". Lebih jauh lagi, nanti salah satu keturunannya yang bernama Paku Buwono II, ternyata telah melecehkan harga dirinya sendiri. Meskipun ia melecehkan daulat rakyat, ternyata ia tidak segan menulis perjanjian dengan Kompeni Belanda pada tahun 1749 yang bunyinya sebagai berikut: "Inilah surat perkara melepaskan serta menyerahkan terhadap keraton Mataram, dari kanjeng Susushunan Paku Buwana Senapati Panatagama, ialah dikarenakan oleh perintah Kanjeng Kumpeni yang agung itu, keratuan ini diserahkan kepada Kanjeng Tuwan Gupernur serta direktur di tanah Jawa Djohan Andrijas Baron Van Hogendorf. Hamba, Kanjeng Susuhunan Pakubuwana Senapati Hing Ngalaga Ngabdulrahman Sayidin Panatagama............" Begitu dan seterusnya ia tanpa malu-malu merendahkan dirinya dan mengangkat-angkat penguasa asing dengan cara yang berlebihan. Sungguh karikatural. Masa pemerintahan Kartasura dan Surakarta adalah masa yang sangat memalukan bagi sejarah Mataram dan sejarah orang Jawa.

Kesenian yang dilahirkan adalah kesenian manis seperti permen. Penuh rasa haru tetapi tidak punya ketajaman olah pikiran. Ada seorang pujangga yang istimewa: ialah Raden Ronggowarsito yang muncul jauh setelah Mataram sirna. Tetapi ia tidak dihargai oleh para penguasa saat itu, meski sangat dicintai oleh rakyat kebanyakan. Ekonomi kacau. Utang kepada Kompeni menumpuk. Amangkurat II menggadaikan Semarang dan hutan-hutan. Pakubuwana II menggadaikan kerajaan. Sedangkan di Inggris, di masa yang sezaman dengan Amangkurat II, karena rakyat Inggris punya kedaulatan yang jelas, yang dilindungi UU, maka karena informasi mengenai jalannya ekonomi kerajaan Inggris bersifat transparan, dan kepastian hukum bisa bersifat vertikal, tidak horisontal, sehingga perencanaan dagang dan ekonomi bisa lebih aman diatur, maka pada tahun 1694 Bank of England sudah mulai didirikan. Kekuatan dan bonafiditas perbankan suatu bangsa adalah bonafiditas kemampuannya membangun dan berencana. Kekuatan dan bonafiditas semacam itu hanyalah mampu dihasilkan oleh daulat rakyat yang kuat dan terus dibina. Tujuan dari pidato saya ini adalah untuk secara jujur melakukan instropeksi budaya. Negara kita akhirnya sudah merdeka, tetapi kenapa bangsa Indonesia masih belum juga sepenuhnya bisa merdeka? Bukankah tanpa hak hukum yang bisa berfungsi vertikal suatu bangsa tidak bisa benar-benar merdeka.

Sejarah menunjukkan lubang-lubang dari daya pertahanan kita sebagai suatu bangsa sebagaimana nampak dalam sejarah Mataram. Namun ada juga kenyataan bisa punya harapan apabila menilik kepada sejarah Demak.

Hadirin sekalian.

KESADARAN ADALAH MATAHARI

KESABARAN ADALAH BUMI

KEBERANIAN MENJADI CAKRAWALA

DAN

PERJUANGAN

ADALAH PELAKSANAAN KATA-KATA

SURAT CINTA (Ws Rendra)

Kutulis surat ini
kala hujan gerimis bagai bunyi tambur yang gaib,
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah,
Wahai, dik Narti,
aku cinta kepadamu !
Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya,
Wahai, dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku !
Kaki-kaki hujan yang runcing
menyentuhkan ujungnya di bumi,
Kaki-kaki cinta yang tegas
bagai logam berat gemerlapan
menempuh ke muka
dan tak kan kunjung diundurkan.
Selusin malaikat
telah turun
di kala hujan gerimis
Di muka kaca jendela
mereka berkaca dan mencuci rambutnya
untuk ke pesta.
Wahai, dik Narti
dengan pakaian pengantin yang anggun
bunga-bunga serta keris keramat
aku ingin membimbingmu ke altar
untuk dikawinkan
Aku melamarmu,
Kau tahu dari dulu :
tiada lebih buruk
dan tiada lebih baik
dari yang lain ……
penyair dari kehidupan sehari-hari,
orang yang bermula dari kata
kata yang bermula dari
kehidupan, pikir dan rasa.
Semangat kehidupan yang kuat
bagai berjuta-juta jarum alit
menusuki kulit langit :
kantong rejeki dan restu wingit
Lalu tumpahlah gerimis
Angin dan cinta
mendesah dalam gerimis.
Semangat cintaku yang kuta
batgai seribu tangan gaib
menyebarkan seribu jaring
menyergap hatimu
yang selalu tersenyum padaku.
Engkau adalah putri duyung
tawananku
Putri duyung dengan
suara merdu lembut
bagai angin laut,
mendesahlah bagiku !
Angin mendesah
selalu mendesah
dengan ratapnya yang merdu.
Engkau adalah putri duyung
tergolek lemas
mengejap-ngejapkan matanya yang indah
dalam jaringku
Wahai, putri duyung,
aku menjaringmu
aku melamarmu
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
kerna langit
gadis manja dan manis
menangis minta mainan.
Dua anak lelaki nakal
bersenda gurau dalam selokan
dan langit iri melihatnya
Wahai, Dik Narti
kuingin dikau
menjadi ibu anak-anakku !

Sabtu, 14 September 2013

Sejarah terbentuknya DRUGHI Juventus [kelompok fans berat juventus]

Sejarah terbentuknya DRUGHI juventus


Kelompok superter sejati Juventus yang pertama muncul di pertengahan tahun 70-an. Saat itu ada dua kelompok tifosi sayap kiri dan organisasinya masih belum bagus. Dua kelompok itu adalah Venceromos dan Autonomia Bianconera. Lalu di tahun 1976 terbentuklah 2 kelompok suporter ultras sejati Juve, Fossa Dei Campioni dan Panthers. Baru setahun kemudian kelompok tifosi ultras yang legendaris berdiri, Fighters. Kelompok ini diprakarsai oleh Beppe Rossi. Beliau merupakan tokoh yang sangat berpengaruh bagi seluruh tifosi Juve dan menjadi panutan para ultras muda di Turin.

Awal era 80-an kelompok-kelompok suporter baru bermunculan. Gioventu Bianconera, Area Bianconera, dan Indians adalah beberapa diantaranya. Dua kelompok ultras yang ekstrim juga berdiri di periode ini, Viking dan Nucleo Armato Bianconero (N.A.B). Dua kelompok ini benar-benar menjadi grup tifosi yang dihormati di dalam dan di luar Delle Alpi. Viking dan N.A.B adalah kelompok yang benar-benar mengingatkan orang pada kata hooligans. Itu dikarenakan mereka tidak pernah takut bertempur dengan supporter klub manapun di dalam atau di luar stadion. Tahun 1983 kelompok Juventini yang berbeda dibentuk untuk menjalani partai tandang pertama mereka ke Eropa (Liege, Belgia tahun 1983).

Tahun 1987 kelompok tifosi bersejarah Fighters akhirnya dibubarkan setelah berjaya selama 10 tahun. Penyebabnya saat itu karena terjadi banyak kekerasan dan perkelahian dalam partai tandang ke Florence, melawan rival Juve, Fiorentina. Sebagian besar anggota Fighters lama, bersama dengan anggota Indians dan Giuventu Bianconera, membentuk sebuah kelompok supporter ultras yang baru, Arancia Meccanica (Clockwork Orange). Nama ini terinspirasi oleh film Stanley Kubrick berjudul sama yang populer saat itu.

Nama itu menimbulkan kesan kekerasan dan negatif sehingga menimbulkan banyak masalah. Karena itu kelompok ini dipaksa untuk merubah nama kelompok mereka. Para fans sepakat untuk membodohi politisi kota Turin dengan merubah nama kelompok mereka menjadi Drughi. Drughi merupakan nama geng dimana tokoh utama film Clockwork Orange, Alex, bergabung. Lucunya, para politisi Turin terlambat menyadari hal ini. Drughi pun berkembang dan menjadi kelompok supporter terpenting dalam sejarah Juventus. Dalam kurun waktu antara 1988 sampai 1996 Drughi memiliki 10.000 anggota.

Pada tahun 1993 beberapa anggota Drughi memperoleh otonomi dan menghidupkan kembali kelompok tifosi lama, Fighters. Empat tahun setelahnya Fighters dan Drughi bersaing untuk menjadi yang terbaik di La Curva Scirea. Drughi menggantung banner mereka tepat di tengah La Curva Scirea Delle Alpi, sedangkan Fighters harus memasang banner mereka di sebelah kanannya.

Setelah Juve memenangkan Piala Champions atas Ajax tahun 1996, para supporter sangat bergembira dan memutuskan untuk berkolaborasi. Drughi, Fighters, dan beberapa kelompok kecil lainnya di La Curva Scirea memutuskan untuk bersama mendukung Juve dibawah satu nama, Black and White Fighters Gruppo Storico 1977. Nama Fighters pun memperoleh kembali kejayaan seperti awalnya tepat 20 tahun sejak kelompok supporter itu berdiri.