Selasa, 21 Mei 2013

KELUARGA TANGGUH



Terbentuknya keluarga sakinah yang diwarnai kasih sayang dan cinta kasih menjadi tujuan setiap insang yang memasuki jenjang pernikahan. Namun, tidak mudah mewujudkannya. Globalisasi telah membawa pengaruh pada pola kehidupan keluarga di Indonesia yang diakibatkan perubahan sosial yang sangat cepat. hal itu tergambar pada bergesernya budaya adiluhung bangsa yang religius, menjunjung tinggi kebersamaan, saling menolong, santun, cintai damai, budaya musyawarah dan kehidupan yang teduh bergeser menjadi kehidupan yang penuh ketegangan dan kepongahan.
Kondisi itu mengakibatkan rapuhnya ikatan kekeluargaan, sehingga yang terjadi bukan hubungan yang kokoh dan tangguh, tetapi retak dan rapuh. Kondisi itu diperberat dengan banyaknya kekerasan, penelentaraan, penistaan dan pengkhianatan. Kegagalan membentuk keluarga yang kokoh disebabkan tidak adanya saling tafahum, tasamuh, dan mahabbah (saling memahami, toleransi dan menyayangi) serta ketidakmampuan mengintegrasikan berbagai kepribadian yang berbeda.
Pendidikan dalam keluarga sangat menentukan karakter seseorang, karena sebagian bersar kehidupan manusia berada dalam lingkungan keluarga. Pola asuh juga merupakan fondasi awal bagi terwujudnya generasi yang berkualitas. Karena itu keteladanan, bimbingan, pembiasaan merupakan faktor penting bagi pembentukan karakter karena pendidikan bukan hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menckup pendidikan karakter. Sebuah kesalahan apabila anak selalu dituntut berprestasi dan harus selalu mendapat ranking terbaik mata pelajaran tertentu tetapi pendidikan agama, dan akhlak yang selalu mengasah akal budi terlupakan.
Orang tua dan pendidikan harus paham tentang hakikat pendidikan, dan dapat menjadi panutan karena seorang anak tumbuh dengan sifat-sifat terpuji dan baik jika mendapatkan keteladanan dari orang tua dan gurunya. Pembiasaan melakuakan hal-hal yang baik, termasuk pemahaman agama, kejujuran, kedisiplinan akan menganyam nilai-nilai positif yang mewarnai kehidupan anak sehingga akan tumbuh sebagai generasi yang memiliki kecerdasan spiritual (religiusitas), intelektual dan emosional. Sebaliknya kondisi keluarga yang tidak sehat akan membuat guncangannya kejiwaan anak.
Anak yang tumbuh sehat jasmani, rohani, dan sosial serta tangguh menghadapi tantangan zaman terlahir dari keluarga yang kokoh, yang meliputi kedamaian. Keluarga yang kedua orang tuanya memberikan hak-haknya, yaitu memberikan pendidikan yang memadai, asupan gizi cukup, kesehatan dan perhatian serta kasih sayang.
Kewajiban orang tua yang sangat penting adalah memperhatikan pendidikan agama, akhlak, dan membekali berbagai ilmu pengetahuan. Nabi Muhammad SAW  dalam sebuah pesan tentang pendidikan diarahkan pada pembentukan akhlak mulia, pengajaran baca tulis, berenang dan memanah atau menembak, memberinya makan yang halal, serta menikahkanya ketika sudah dewasa. Kata berenang dan  memanah mengandung filosofi agar orangtua menyiapkan generasi yang memiliki pribadi tangguh, kuat, berjiwa besar, etos kerja tinggi, mampu menaklukkan dasyatnya gelombang kehidupan.
Prinsip Hidup Positif, kelemahan pendidikan masa lalu Bangsa Indonesia adalah kurang diarahkan pada prinsip-prinsip hidup positif, dinamis dan kreatif. Dibeberapa daerah seperti di Jawa misalnya, sebagian masyarakat memiliki prinsip hidup alon-alon waton kelakon atau narima ing pandum ( meneriama apapun adanya ) yang sangat berlawanan dengan prinsip hidup menurut ajaran agama yang mengajarkan anti kemalasan, sikap gampang menyerah, suka berkeluh kesah, dan cepat merasa puas. Lebih memperhatinkan kadang-kadang orang melihat potensi dirinya terlalu rendah, padahal dizaman yang makin banyak tantangan diperlukan insan yang tangguh, pekerja keras dan kreatif.
Dalam sebuah keluarga orangtua harus melihat potensi yang dimiliki anggota keluarganya, memberi apresiasi dan dukungan pada setiap prestasinya, menumbuhkan rasa percaya diri, menanamkan keberanian bertindak dan mengambil resiko. Dalam menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif diperlukan pembekalan skill yang bisa menambah rasa percaya diri dan ulet.
Maka dari itu fungsi keluarga, disamping sebagai wahana pembentukan karakter, juga sosialisasi nilai-nilai termasuk nilai-nilai kemasyarakatan. Sebagai umat Muslim kita tidak boleh hanya memandang pendidikan suatu anak itu berhasil dengan melihat prestasi akademik/sekolah si anak. Akan tetapi yang lebih terpenting dari suatu pendidikan adalah bagaiman pendidikan itu bisa mengarahkan anak pada prilaku-prilaku  yang baik sesuai dengan norma agama. Pendidikan agama sejatinya lebih penting dibandingan dengan pelajaran-pelajaran lainnya sifatnnya duniawian yang biasanya di ukur dengan kelulusan yang keluar lewat angka-angka yang belum tentu benar. Seperti pelajaran Matematika, B. Indonesia, B. Inggris dan IPA/IPS, disitu kecenderungan orang tua lebih takut kalau anaknya tidak bisa menguasai pelajaran itu karena mereka nanti tidak akan lulus ujian, akan tetapi orang tua tidak pernah takut ketika anaknya tidak bisa membaca Al Qur’an, tidak hafal bacaan pesolatan, padahal itu nanti juga akan mendapatkan predikat lulus atau tidak dalam suatu kehidupan.
Pendidikan yang paling baik bukan terdapat pada suatu lembaga pendidikan seperti sekolah, tempat prifat, tempat les, atau tempat bimbingan belajar. Akan tetapi pendidikan yang paling baik itu sejatinya ada dalam suatu keluarga yang mempunyai peran utuh dalam mengarahkan anaknya menjadi pribadi yang tangguh dalam ibadahnya dan tangguh dalam menghadapi kehidupan dunia. Sehingga orang tualah yang seharusnya lebih dominan untuk membentuk karakter anak, Ilmu Agama yang pertama diajarkan dalam keluarga, baru Ilmu Umum dan Ilmu Sosial Kemasyarakatan. Ketika pondasi pemikiran anak awalanya adalaha Ilmu Agama, Insyaallah dia akan mudah untuk dibentuk, akan tetapi ketika Ilmu Agama dikesampingkan kemungkinan anak itu akan memiliki pribadi yang kurang kuat dalam mancapai final kehidupan sesungguhnya yaitu menuju kehidupan yang kekal abadi setelah dunia yang fana ini.

Minggu, 05 Mei 2013

Storia Di Un Grande Amore

Simili a degli eroi, abbiamo il cuore a strisce
Portaci dove vuoi, verso le tue conquiste
Dove tu arriverai, sarà la storia di tutti noi
Solo chi corre può, fare di te la squadra che sei.
Juve,  storia di un grande amore
Bianco che abbraccia il nero
Coro che si alza davvero, per te

Portaci dove vuoi, siamo una curva in festa
Come un abbraccio noi, e ancora non ci basta
Ogni pagina nuova sai, sarà ancora la storia di tutti noi
Solo chi corre può, fare di te quello che sei.

Juve, storia di un grande amore
Bianco che abbraccia il nero
Coro che si alza davvero, solo per te
E' la juve, storia di quel che saro'
Quando fischia l'inizio
Ed inizia quel sogno che sei

Juve, storia di un grande amore
Bianco che abbraccia il nero
Coro che si alza davvero
Juve per sempre sara'

Juve, storia di un grande amore
Bianco che abbraccia il nero
Coro che si alza davvero
Juve per sempre sara'
Juve, juve per sempre sara'
Juve, juve per sempre sara'


Artinya:



Seperti pahlawan, kita memiliki hati untuk strip
Bawa kami di mana Anda inginkan, tentang prestasi Anda
Di mana engkau datang, akan menjadi kisah kita semua
Hanya dia yang berjalan mungkin membuat Anda tim Anda.
Juve, kisah cinta yang besar
Putih merangkul hitam
Paduan suara yang benar-benar berdiri untuk Anda
Bawa kami di mana Anda ingin, kita merayakan kurva
Seperti pelukan kami dan masih belum cukup
Setiap halaman baru yang Anda tahu, masih akan menjadi kisah kita semua
Hanya dia yang berjalan mungkin membuat Anda siapa Anda.
Juve, kisah cinta yang besar
Putih merangkul hitam
Paduan suara yang benar-benar berdiri, hanya untuk Anda
Dan 'juve, cerita dari apa yang saya akan'
Ketika peluit mulai
Dan mimpi yang dimulai enam
Juve, kisah cinta yang besar
Putih merangkul hitam
Paduan suara yang benar-benar berdiri
Juve akan selamanya '
Juve, kisah cinta yang besar
Putih merangkul hitam
Paduan suara yang benar-benar berdiri
Juve akan selamanya '
Juve, Juve akan selamanya '
Juve, Juve akan selamanya '