Minggu, 22 Desember 2013

Indahnya Pernikahan


Saudaraku………….
Nikah itu ibadah……. Nikah itu suci………..ingat itu……
Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena kecantikan, bisa karena keturunan, dan bisa karena
agama.
Jangan engkau jadikan harta, keturunan - maupun kecantikan sebagai alasan…………
karena semua itu akan menyebabkan celaka. Jadikan agama sebagai alasan……..
Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

Saudaraku……….
Tidak dipungkiri . bahwa keluarga terbentuk karena cinta……..
Namun…… jika cinta engkau jadikan sebgai landasan, maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.
Jadikanlah ” ALLAH ” sebagai landasan……
Niscaya engkau akan selamat Tidak saja dunia, tapi juga akherat…….
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan……
Niscaya Mawaddah (kasih), Sakinah (ketentraman) dan Rahmah (sayang) akan tercapai.

Saudaraku………..
Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw….
tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban, karena sang istri tercinta tidak mendengar kedatangannya.
Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya ketika lapar…….,
Menjahit bajunya yang robek……..

Saudaraku…………
Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu………
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu……
Jika itu engaku lakukan akan celaka….
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam & yang putih, tidak akan dapat melihat yang benar & yang salah…..
Lihatlah bagaimana Allah menegur ” Nabi “-mu tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan, hanya karena menuruti kemauan sang istri.
Tegaslah terhadap istrimu……………..
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah…….
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya……..
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth………..
Di bawah bimbingan manussia pilihan, justru mereka menjadi penentang…..
Istrimu bisa menjadi musuhmu………..
Didiklah istrimu…….. Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama - yang loyal terhadap tugas dakwah suami, Ibrahim. Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama - yang bisa menjaga kehormatannya……
Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang suami Muhammad saw menerima tugas risalah…..
Istrimu adalah tanggung jawabmu….
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah…..
Biarkan mereka menjadi wanita shalilah….
Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam……..
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu…

Saudaraku…….
Jika engkau menjadi istri………
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu……
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah ….
siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami…..
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya….
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.
Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu….
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu….
Jika itu kau lakukan…..
Kecintaannya terhadapmu akan memaksanya menjadi pendurhaka………..,jangan……….

Saudaraku……..
Jika engaku menjadi Bapak……
Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah bapak yang kasih seperti Muhammad saw
Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah……….
Ajaklah mereka taat kepada Allah…….
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti…….
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat…….
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan’an yg durhaka.
Mohonlah kepada Allah……….
Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih…..
Anak yang bisa membawa kebahagiaan.

Saudaraku……..
Jika engkau menjadi ibu….
Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh….
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu….
Jadikanlah mereka mujahid………
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah…..
Jangan biarkan mereka bermanja-manja…..
Jangan biarkan mereka bermalas-malas……….
Siapkan mereka untuk menjadi hamba yang shalih….
Hamba yang siap menegakkan Risalah Islam. ( Aamiin )

Jumat, 20 Desember 2013

Menata Langkah Menuju Walimah

TAIPEI, FORMMIT UTARATU – Hari Senin (21 Mei 2012) kemarin, seperti biasa diadakan kajian muslimah (KAMUS) di kampus NTUST. Temanya mungkin akan sangat menarik bagi para mahasiswi dan muslimah yang rata-rata masih single alias belum menikah. Tema Munakahat memang mungkin sering dibahas, tapi para muslimah tidak akan bosan dengan tema ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya yang hadir dalam kamus kali ini. Berikut ringkasan KAMUS yang disadur dari pengalaman para muslimah yang mengikuti Dauroh Munakahat di Chiayi University.
MUNAKAHAT - MENATA LANGKAH MENUJU WALIMAH
Oleh Hatta Syamsuddin , Lc dan Paramitha Messayu
I. SAATNYA UNTUK MENIKAH & TINGGALKAN PACARAN
Siapakah itu Yang sanggup kendalikan hawa nafsu  Seperti kuda liar Yang dikekang tali temali ? (Syair arab)
Ada yang ingin menikah? Kenapa anda ingin menikah?
Allah berfirman :
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka MENJAGA PANDANGANNYA, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah maha mengetahui yang mereka perbuat” (An-Nur: 30)
a.       Konsep Menundukkan Pandangan
  • Memandang lawan jenis dengan tujuan taladzdzudz (memuaskan nafsu) adalah tidak boleh.
  • Tujuan dari perintah menundukkan pandangan adalah untuk menghindari fitnah sehingga hati tetap bersih dan tidak terdorong untuk melakukan perbuatan yang keji.
  • Menundukkan pandangan itu TIDAK TALADZDZUDZ dan TIDAK MENIMBULKAN FITNAH Kisah Aisyah ra.
Hindari pacaran karena :
  • Pacaran penuh dengan kebohongan dan kemaksiatan
  • Pacaran berdampak sistemik bagi individu dan masyarakat
  • Pacaran bukan langkah menuju pernikahan
  • Tidak ada definisi yang jelas tentang pacaran, apalagi pacaran Islami
  • Boros Waktu dan Biaya
  • Bepergian dan Berduaan dengan non mahrom
  • Berhias dan mempercantik diri รจ Tabarruj
  • Angan-angan dan Zina Hati
  • Bersentuhan Tangan & Aktifitas mendekati Zina
  • Mengumbar pandangan dan rayuan
  • Belajar berbohong
  • Kesedihan atau  teror saat putus melanda
Mari kita simak kalimat berikut
Cara untuk belajar menjadi istri yang TERBAIK adalah melalui SUAMI. Cara menjadi suami yang terbaik, hanyalah melalui ISTRI. Tidak bisa melalui PACARAN. Pacaran hanya mengajarkan bagaimana menjadi PACAR TERBAIK. Bukan SUAMI atau ISTRI terbaik”.
II. MELURUSKAN MOTIVASI & NIAT MENIKAH
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan motivasi dan niat
  • Hati-hati dengan NIAT Riya’ dan sum’ah
  • BERSEGERA dan TERGESA-GESA akan SANGAT dirasakan ketika TELAH menikah SAMARA tercipta ???
  • Pernikahan yang TERGESA-GESA mendatangkan KESENGSARAAN dan KETIDAKBAHAGIAAN
Perbedaan antara terges-gesa dengan menyegerkan adalah Tanda-tanda hati
“Kalau kita menyegerakan nikah karena niat yang jernih, insya-Allah hati kita akan merasakan sakinah, yaitu ketenangan jiwa saat menghadapi masalah-masalah yang harus diselesaikan. Kita merasa yakin, meskipun harapan dan kekhawatiran meliputi dada. Kita merasa tenang, meskipun ada sejumlah masalah yang membebani dan menyita perhatian”
“Lain halnya dengan tergesa-gesa. Ketergesa-gesaan ditandai oleh perasaan tidak aman dan hati yang diliputi kecemasan yang memburu. Seperti berdiri di depan anjing galak yang tidak pernah kita kenal, ada perasaan ingin untuk cepat-cepat berlari pergi menjauhi tempat itu. Kalau berlari, takut dikejar dan terjatuh. Kalau tetap berdiri di dekatnya, tidak ada kepastian dan ada kekhawatiran jangan-jangan anjing itu Menggigit”
Tanyakanlah pada hati NURANIMU
Renungan Umum NIATAN KITA
Sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan niatnya, dan bagi setiap orang akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan niatnya (HR Bukhori Muslim)
Renungan khusus NIATAN NIKAH
” Barang siapa menikahi seorang wanita karena memandang KEDUDUKANNYA, maka Allah akan menambah baginya kerendahan,
Barang siapa menikahi wanita karena memandang HARTA BENDANYA, Allah akan menambah baginya kemelaratan,
Barang siapa menikahi wanita karena KECANTIKANNYA,  Allah akan menambah baginya kehinaan.
“ Dan barang siapa menikahi seorang wanita karena ingin MENUNDUKKAN PANDANGANNYA DAN MENJAGA KESUCIAN FARJINYA, atau ingin MENDEKATKAN IKATAN KEKELUARGAAN maka Allah akan memberkahi bagi isterinya dan memberkahi isterinya baginya “
( HR Thabrani )
MOTIVASI / NIAT PERNIKAHAN
  • Menggapai Mardhotillah
  • Melaksanakan Sunnah Rasulullah
  • Menundukkan Pandangan
  • Menjaga Kemaluan
  • Memperluas Silaturahmi
  • Mencetak Generasi  pejuang dakwah Islam
 III.                 BEKAL PERNIKAHAN
Pernikahan sebagai ibadah, memerlukan kesiapan & persiapan. Ia tuk yang mampu, bukan sekedar mau. “Ba’ah” adalah parameter kesiapannya. ”Ba’ah” di makna utama (seksual) & makna tambahan (mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat baligh. Persiapan Pernikahan adalah proses perbaikan diri nan tak pernah usai.
1.       BEKAL ILMU & FIKROH
  • Mengetahui Urgensi dan Manfaat pernikahan
  • Mempunyai visi dan misi yang jelas tentang pernikahan
  • Mengetahui hak dan kewajiban suami istri
  • Memahami hukum-hukum dasar seputar hubungan suami istri, anak dan keluarga
  • Ilmu Komunikasi
2.       BEKAL MENTAL & PSIKOLOGIS
  • Siap mencintai
  • Siap bertanggung Jawab
  • Siap menerima kekurangan
  • Siap mendidik dan meluruskan
  • Kesiapan menerima anak
MENIKAH itu bukan HAL yang INDAH-INDAH SAJA
3.       BEKAL FISIK
  • Sehat Jasmani dan Rohani
  • Mampu melakukan kewajiban sebagai suami istri
  • Siap menjaga fisik dan kebugaran sebagai amanah pernikahan
4.       BEKAL FINANSIAL
  • Memahami segenap konsekuensi kehidupan rumah tangga
  • Mempunyai kemandirian finansial dalam batas-batas tertentu
  • Siap mencari dan mengembangkan penghasilan yang sudah ada
  • Siap menyediakan mahar dan biaya pernikahan*
*syarat dan ketentuan berlaku
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui (AnNur:32)
5.       BEKAL RUHIYAH
  • Kesiapan HATI yang dekat dengan Allah SANGAT MENENTUKAN
“Kamu harus memilih calon suami (putrimu) yang taat beragama. Sebab, jika dia mencintai putrimu, dia akan memuliakannya. Dan jika dia kurang menyukai (memarahinya), dia tidak akan menghinakannya.”
  • Siap mencintai
  • Siap bertanggung Jawab
  • Siap mendidik dan meluruskan
  • Siap menerima ujian
QS: Ali-Imran: 14
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Kemampuan untuk SABAR dan SYUKUR
Bagaimana kau akan berjuang sebagai suami/isteri ayah/ibu untuk men-SYURGA-kan keluargamu???
IV.                KRITERIA PASANGAN SEJATI
1.       AGAMA / AD-DIEN
Apa yang dimaksud dengan AGAMA ?
  • PEMAHAMAN : Aqidah & Keyakinan
  • PENGAMALAN : Konsistensi dalam Ibadah
  • KEPRIBADIAN : berhubungan dengan akhlak
2.       SUBUR & PRODUKTIF
Diriwayatkan oleh Ma’qal bin yasar ra : Seseorang datang kepada Nabi SAW : Aku suka dengan seorang perempuan yang cantik dan dari keturunan terhormat, tetapi dia tidak subur (mandul), apakah aku boleh menikahinya ? “. Rasulullah SAW menjawab : “Tidak “. Kemudian orang tadi mendatangi beliau sekali lagi,dan Rasulullah SAW pun kembali melarangnya. Demikian berturut-turut hingga yang ketiga Rasulullah SAW mengatakan : ” Nikahilah (wanita) yang romantis dan subur, karena sesungguhnya aku berbangga dengan banyaknya umat ini (di hari kiamat) ” (HR Abu Daud, Hakim, An-Nasa’i. Albani mengatakan : Hasan Shohih)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda : Seorang wanita dinikahi karena empat hal : hartanya, nasab keluarganya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah yang baik agamanya, niscaya engkau akan beruntung“ (HR Bukhori dan Muslim)
3.       GADIS / PERAWAN
Dari Jabir bin Abdullah ra, ia berkata : Aku menikah kemudian aku datangi Rasulullah SAW, lalu beliau bertanya : “ Apakah engkau sudah menikah wahai Jabir ?” . Aku menjawab : “ Benar”. Belia bertanya kembali : “ Apakah dengan janda atau gadis ? “ .Maka aku menjawab : “ dengan seorang janda “ . Beliaupun berkata : “ Mengapa bukan seorang perawan hingga engkau bisa bermain dengannya dan ia pun bisa bermain2 dengan mu ? “(HR Bukhori dan yg lainnya)
4.       KRITERIA “BOLEH” LAINNYA
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda : Seorang wanita dinikahi karena empat hal : hartanya, nasab keluarganya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah yang baik agamanya, niscaya engkau akan beruntung” (HR Bukhori dan Muslim)
5.       BUKAN KERABAT DEKAT, hikmah
  • Memperluas persaudaraan dan ta’aruf antar suku atau daerah, sebagaimana tersirat dalam surat Al-Hujurot ayat 13
  • Menjauhkan dari kemungkinan “memutus tali persaudaraan “ , karena bisa terjadi pasangan dari kerabat dekat yang berselisih akan memperluas wilayah konflik menjadi pemutusan hubungan kekerabatan.
  • Menjauhkan dari keturunan yang lemah, sebagaimana dibuktikan dalam kedokteran genetika modern, dan telah disampaikan Rasulullah SAW sejak lama.
V.                   PROSES LANJUTAN
1.       PENCARIAN DAN REFERENSI
And the MAK COMBLANG is …….
  • Orang Tua
  • Keluarga Besar
  • Ustadz atau Pembimbing
  • Sahabat
Dari Abu Hurairah ra , Rasulullah SAW bersabda : “ Ada tiga orang yang wajib bagi Allah menolongnya : orang yang berjihad di jalan Allah, budak ‘Mukatib’ yang ingin membayar pembebasannya, dan seorang yang ingin menikah untuk menjaga dirinya “ (HR Tirmidzi)
Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah tentang sebab wurudnya hadits di atas : Datang seorang laki-laki pada Rasulullah SAW dan berkata : Ya Rasulullah, kami mempunyai seorang anak gadis yatim yang dikhitbah oleh dua orang, yang satu miskin dan yang satu adalah orang kaya. Dia (anak gadis kami) cenderung (cinta) pada yang miskin, sementara kami lebih menyukai pada yang kaya. Maka Rasulullah bersabda : “ Tidak pernah terlihat (lebih menakjubkan) bagi dua orang yang saling mencintai seperti pernikahan “(Kitab Al-Luma’ fi asbabil wurud hadits)
2.       TA’ARUF
  • Didahului dengan Persetujuan Awal kedua belah pihak paska mendapatkan referensi
  • Forum untuk mengenal lebih jauh. Pembicaraan fokus dan terarah.
  • Tidak ada berduaan, ditemani mahrom/perantara,
  • Boleh melihat ( Nadhor) sewajarnya
  • Tidak berkelanjutan terus menerus dalam waktu lama, tetapi segera istikhoroh dan  istisyaroh untuk mengambil keputusan
Dari Jabir ra, Rasulullah SAW bersabda : jika seorang dari kalian mengkhitbah seorang wanita, dan jika bisa melihat dari wanita tersebut apa2 yang akan mengundangnya untuk menikah, maka lakukanlah ” (HR ABu Daud)
3.       KHITBAH
  • Janji kepada ORANGTUA pihak perempuan untuk menikahi PUTRInya
  • Status telah dikhitbah tidak menjadikan batasan syar’I ikhwan dan akhwat menjadi longgar
  • Permasalahan 1: Jarak waktu yang lama antara khitbah dan pernikahan,
  • Permasalahan 2 : Double khitbah ( mungkinkah ? )
Seorang beriman saudara bagi mukmin lainnya, tidak halal baginya menjual atas jualan saudaranya, tidak pula mengkhitbah (wanita) yang telah dikhitbah saudaranya, sampai ia meninggalkannya. (HR Ahmad dan Muslim
4.       MAHAR
  • Tidak memberatkan calon mempelai pria
  • Tidak mengurangi kehormatan Keluarga wanita
  • Disesuaikan dengan adat dan kebiasaan yang ada
  • Tidak hanya bernilai materiil tapi juga sejarah dan kemuliaan lainnya
5.       WALIMAH
Adab walimah :
  • tidak ada makanan yang haram atau yg buruk
  • tidak ada percampuran antara tamu laki dan perempuan
  • tidak ada acara yang mengumbar aurat dan kesia-siaan
  • tidak hanya orang kaya yang diundang, tp juga para miskin dan anak yatim
  • tidak berlebih-lebihan apalagi bermewah-mewahan
  • tidak ada ritual khusus yang mengarah pada kemusyrikan
Akhir kata, semoga artikel tentang munakahat ini dapat menjadi informasi yang bermanfaat.
Wassalamualaikum wr wb. (Emy, Dini/Kemuslimahan FORMMIT Utaratu)

Menikah, Menjemput Janji Allah di Telaga Kenikmatan

NIKAH MEMBUKA PINTU REZEKI

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.”1

Berkaitan ayat tersebut, Umat bin Khattab ra berkomentar,
“Aku heran dengan orang yang tidak mau mencari kekayaan dengan cara menikah. Padahal Allah berfirman : Jika mereka miskin, maka Allah akan membuat mereka kaya dengan Keutamaan-Nya”

Nabi saw juga menguatkan ayat tersebut. Sabda beliau,
Dari Aisyah, “Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¨

Sabda beliau yang lain:
“Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka”

“Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka”4
“Menikah adalah salah satu cara membuka pintu rezeki”. Mungkin karena begitu banyaknya pintu rizki itu dan ternyata menikah adalah salah satu dari pintu-pintu itu.
Bisa jadi tidak ada bukti ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan untuk membuktikan hal ini, karena keyakinan ini akan didapat hanya dengan paradigma Iman, keyakinan yang utuh dan tidak ragu sedikitpun atas janji Allah sebagai Tuhan pemberi rizki pada semua makhluk-Nya.
Saat pertama kali dihadapkan dengan pertanyaan ‘menikah’ dalam hidup saya, perasaan ragu, bimbang, takut dan tidak percaya diri berkecamuk dalam pikiran, mengingat saya hanya seorang buruh berpenghasilan 500 ribuan perbulan.
Membayangkan bagaimana saya bisa mencukupi kebutuhan keluarga, susah sekali saya menemukan keyakinan, apalagi bukti— bahwa seorang saya hanyalah menjadi perantara Allah memberi rezeki kepada makhluk-Nya yang ditakdirkan menjadi istri atau anak kelak.
Tapi pernikahan memang tidak bisa dihitung secara matematis, karena campur tangan Allah sungguh dominan disana. Jika kesiapan menikah diukur dari kemampuan materi, sungguh nestapanya orang-orang papa.
Apalagi setelah saya bekerja di negara orang seperti saat ini, saya menemukan banyak teman kerja dari Indonesia yang sudah mempunyai posisi bagus dan berpenghasilan di atas 50 juta tapi masih belum mampu menemukan keyakinan dalam hatinya untuk mengakhiri masa lajangnya.
Lalu apa sebenarnya janji Allah untuk orang-orang yang akan melangsungkan pernikahan? Sepanjang yang saya pahami inilah kira-kira janji Allah yag harus kita jemput.
“Dan nikah­kanlah orang–orang yang sen­dirian di an­tara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba–ham­ba sahayamu lelaki dan hamba-hamba sahaya yang per­em­puan, Jika mereka mis­kin Allah akan meng­ayakan mereka dengan karuniaNya. Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur [24] : 32)
Dari ayat ini dengan sangat jelas Allah Subhanahu wa ta’aala ber­janji akan meng­ayakan orang yang mis­kin jika mereka menikah karena meng­harapkan ridhoNya. Dimana janji Allah merupakan sesuatu yang pasti dan tidak per­nah Ia ing­kari.
Oleh karena itu tidak ada lagi yang mem­buat kita ragu untuk menikah. Melang­kah­lah dengan pasti menuju keridhoan Allah Azza wa Jalla dengan men­jalankan salah satu syari’at-Nya yaitu menikah.
Ada pula sabda Rasulullah, “Menikahlah maka kau akan menjadi kaya”. Mungkin secara logika akan sangat sulit dibuktikan statemen-statemen tersebut. Sebuah keniscayaan, akan banyak pertanyaan paling rewel dari makhluk bernama manusia, “Bagaimana mungkin saya akan menjadi kaya sedangkan saya harus menanggung biaya hidup istri dan anak?”
Dalam beberapa hal yang berkaitan dengan interaksi sosial juga tidak bisa lagi saya sikapi dengan gaya para lajang yang simple, cuek serta penuh dengan konsep-konsep idealis. Contoh saja, kalau ada keluarga mertua, tetangga atau teman yang hajatan, menikah dan sebagainya.
Sunatullah berbanding lurus dengan keyakinan manusia, dengan sepenuh keyakinan hati dan iman, mari kita jemput janji Allah di telaga kenikmatan bernama MENIKAH.
Loh kenapa telaga kenikmatan? Menikahlah segera, niscaya anda akan tahu jawabnya. Wallahu’alam.


Menikah Termasuk Kunci Pembuka Pintu Rezeki

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An Nuur: 32)

Pernikahan mungkin benar sebagai pembuka pintu rezeki.
Benarlah nasehat para ulama bahwa pernikahan adalah sumber rezeki. Sebaliknya, perceraian bisa merugikan bagi kekayaan anda.

Survei yang melibatkan 9.000 orang menunjukkan perceraian menurunkan kekayaan seseorang hingga 77 persen. "Cerai menyebabkan menurunnya kekayaan jauh lebih
besar daripada sekadar membagi rata harta gono-gini," kata Jay Zagorsky dari Ohio State University.

Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu 1985 hingga 2000. Pada tahun 1985,
rata-rata usia pasangan yang disurvai antara 21 hingga 28 tahun.
Sebaliknya, pernikahan itu sendiri membuat seseorang lebih kaya daripada sekedar
menggabungkan kekayaan kedua pasangan. Setiap orang yang menikah, rata-rata memperoleh jumlah kekayaan dua kali lipat.

Hanya dari faktor pernikahan, tanpa melibatkan faktor lain dalam perhitungan,
seseorang meningkat kekayaannya sekitar 4 persen setiap tahun. Temuan tersebut
dijelaskan dalam Journal of Sociology.

"Jika Anda benar-benar ingin meningkatkan kekayaan, menikahlah dan pertahankan,"
kata Zagorsky. Di lain pihak, lanjutnya, hindari perceraian karena akan menurunkan kekayaan.


Setelah bercerai, pria memiliki kekayaan rata-rata 2,5 kali lebih besar daripada
wanita. Selisih di antara keduanya rata-rata berkembang menjadi sekitar 5.100
dollar AS saja.

Pada orang yang akhirnya bercerai, kekayaannya terus merosot selama empat tahun
menjelang perceraiannya dan mencapai titik terendah pada tahun perceraiannya.
Kekayaannya kembali naik perlahan setelah bercerai namun tidak terlalu besar. "Bahkan sekitar sepuluh tahun setelah bercerai, rata-rata kekayaannya di bawah 10 ribu dollar AS," kata Zagorsky.

Menurutnya, penelitian ini bukanlah sebagai pembenaran, tapi paling tidak ada
alasan yang dapat menjelaskan. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa hidup
bersama membuat pasangan lebih efisien dan pengeluaran lebih
murah ketika hidup serumah.

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika
mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha
Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An Nuur: 32)

Maha Benar Allah dengan segala firmanNYA....

 

Rabu, 18 Desember 2013

Aku Siap Menghantarkanmu Kesurga Dengan Menikahimu Dengan Semupurna



Menikah... Bukan sekedar pesta yang riuh oleh kerabat, relasi penting ,bukan ajang pamer tamu kehormatan, panggung megah, dekorasi wah atau pesta yang meriah.. Menikah... Bukan sekadar membentuk tim kerja untuk menghasilkan uang untuk membeli segala jenis harta yang melimpah.. Bukan sekedar sarana belajar memasak, menjahit bagi istri dan sarana belajar membetulkan peralatan listrik bagi suami.. Menikah... Bukan sekedar menyamakan hobi dan kegemaran sehingga sampai ada adagium humor: Kalau dua-duanya doyan musik, berar
ti ada gejala bisa langgeng.. Kalau sama-sama suka seafood berarti masa depan cerah... (That simple ?! Menikah bukan sekedar itu…
Menikah berbeda dengan perumpamaan sepasang sandal, yang hanya punya aspek kiri dan kanan.. Menikah adalah penyatuan dua manusia.. pria dan wanita. Dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya... So, Menikah adalah ... Menyatukan dua isi kepala, dua ide, dua impian menjadi sesuatu yang besar, Bermakna, tak hanya untuk kita, pasangan dan keluarga namun juga untuk orang lain di sekitar.
Menikah adalah Memutuskan berlabuh di satu pantai, ketika ratusan kapal pesiar gemerlap memanggil-manggil. Menikah adalah cara meraih sempurnanya agama, hingga menikah dikatakan sempurna menjalani setengah dien. Menikah adalah Keberanian untuk menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan. Memupuk toleransi tingkat tinggi dan memaklumi pasangan apa adanya.
Menikah membutuhkan kelapangan hati untuk melebur kata ‘aku’ dan ‘kamu’ menjadi ‘kita’. Menikah adalah proses pendewasaan seseorang untuk lebih berani mengambil sikap dan memutuskan bahkan untuk urusan terkecil sekalipun. Kerjasama hebat untuk bergerak, bersinergi untuk mendapatkan tiket surgaNya. Menikah adalah Universitas kehidupan dimana cobaan materi, hati, iman adalah ujiannya. Menikah adalah belajar memaafkan dan belajar berkata “baiklah, itu salahku, akan kucoba memperbaikinya” . Belajar berkomunikasi dua arah, dimana kita tidak berbicara: ” Kamu harus mengerti keinginanku!’, namun harus berani bicara “aku memahami kamu, aku memahami apa yang kamu mau dan cita2kan, mari bersama membangunnya”
Menikah Mengajari kita begitu banyak tentang hidup, tentang bagaimana mencintai Allah dengan sempurna melalui kecintaan kita pada pasangan. Semoga setiap kita meraih pernikahan berkah ..Aamiin.